Sudah dua puluh tiga tahun, aku mencoba akrab dengan kota ini
Dengan debu dan deru kendaraan beserta tret-tet-tetnya
Sampai hafal jika kota ini sudah hijau maka dada mendadak berdebar-debar
Gelisah kalau-kalau di depan ada percikan emosi di dada serombongan pemuda kurang dewasa
Â
Bagaimanapun ternyata aku terlanjur jatuh cinta
Pada gedung-gedung tinggi dan tawaran harga makanan mahalÂ
Terlanjur tergantung pada menara pemancar dan kabel optik
Yang ditanam bersebelahan dengan mayat kekurangan lahanÂ
Â
Meninggalkanmu seperti kemustahilan atau mungkin ketakutanÂ
Pada tafsiran "jangan-jangan", "seandainya", "kalau-kalau", "bagaimana jika"
Lalu diriku yang liar mencoba memberanikan diri pergi
Oh bukan, ternyata diriku yang merasa kehilangan masa muda mengidamkanÂ
Sehamparan warna hijau yang lain di antara keheningan dan angan-anganÂ