Mohon tunggu...
muslimah_pesisir
muslimah_pesisir Mohon Tunggu... Full Time Blogger - berkarya untuk allah

"TiDak AdA isTiraHat sETelah inI" 😍😍 ~~zahra_tsabita or muslimah_pesisir~~

Selanjutnya

Tutup

Money

Beras Saset Bukan Solusi

16 Juli 2018   10:36 Diperbarui: 16 Juli 2018   10:44 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pemerintah melalui lembaga Bulognya meluncurkan produk terbaru yakni beras dengan kemasan sachet. Berat sachet-an dengan berat 200 gram ini akan dijual oleh Perum Bulog dengan harga Rp 2.500 di koprasi hingga ritel di berbagai daerah di Indoneisa. 

Menurut Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso latar belakang menjual beras dengan ukuran sachet 200 gram untuk menjamin ketersediaan beras kepada masyarakat. (Detik.Com).Secara hitungan matematika-ekonomi, harga beras sachet-an justru jauh lebih mahal dari pada harga beras yang dijual per kg. 

Jika harga per 200 gram adalah Rp 2500 maka untuk mendapatkan 1 kg beras rakyat harus membayar 12.500. sementara harga beras di pasaran masih bisa kita dapatkan dengan harga sekitar Rp 10.000/Kg.Inilah yang sangat disayangkan, kebutuhan vital semacam beras jangan dikomersialiasai secara serakah, apalagi masyarakat Indonesia sedang kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap harinya. karena dampak sistem salah yang rapuh "kapitalisme-demokrasi" yang masih diterapkan hingga detik ini. 

Yang membuat kebutuhan pokok makin mahal dan susah dijangkau oleh masyarakat. Karena segala sesuatunya hanya diukur dengan asas manfaat dan keuntungan semata.  Maka terbitlah beras saset-an yang tak diharapkan oleh kalangan ibu.Penguasa seharusnya menjadi pengurus bagi rakyatnya. 

Kebutuhan pokok sandang, pangan, papan adalah tanggung jawabnya. Semisal Beras, pemerintah seharusnya berwajiban untuk memastikan bahwa setiap rakyatnya dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara layak tanpa beban yang berarti. Memberikan secara gratis atau membebankan biaya produksi saja alias murah meriah tanpa laba sepeserpun, bukan malah mengambil laba yang mencekek rakyatnya sendiri.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw "Setiap kamu adalah pemimpin, dan harus bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya; seorang imam (kepala Negara) adalah pemimpin dan harus bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya." (HR. Bukhari).

Maka wajar sosok umar bin khatab saat menjabat sebagai kholifah/pemimpin di era Khilafah senantiasa berkeliling untuk memastikan bahwa setiap rakyatnya tercukupi kebutuhan pokoknya. 

Sehingga mendapati seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anak-anaknya yang kelaparan. Begitu Umar Bin Khattab mengetahui hal itu maka Umar segera bergegas menuju gudang gandum, daging, dan sejumlah uang di baitul mall (tempat penyimpanan harta Negara khilafah) untuk diberikan kepada keluarga miskin tersebut.

Kemudian Umar mengangkat barang-barang kebutuhan pokok tersebut dengan tangannya sendiri dan memasaknya dengan air mata yang meleleh karena kecewa dengan kinerjanya sebagai pemimpin umat khususnya untuk si ibu dan anak-anak yang sedang kelaparan. 

MasyaAllah, Kami rindu pemimpin seperti Umar bin Khatab yang mencintai rakyatnya sepenuh hati dan senantiasa menjalakan perintah Allah SWT dalam bingkai Negara Khilafah yang menjalankan hukum-hukum Allah secara kaffah/total. Umar bin khatab adalah sosok ideal pemimpin yang mengurusi seluruh rakyatnya secara lahir dan batin tanpa pamrih sedikitpun. 

Semoga kita merasakan kepemimpinan ideal sesuai Islam. Aamiin Allahumma Aamiin..!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun