Mohon tunggu...
Teguh Suprayogi
Teguh Suprayogi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terapis

La ilaha illallah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengin Menyaksikan Hukum Pancung

3 Agustus 2012   17:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:16 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1344012005633890171

[caption id="attachment_204478" align="aligncenter" width="300" caption="hukum pancung/ayobicara.com"][/caption] Hari ini tepat, setahun saya merantau di negeri kaya minyak, Saudi Arabia. Banyak suka dukanya bekerja jauh dari tanah air, dari keluarga dan orang-orang yang kucinta. Sudah saya tulis beberapa pengalaman di media Kompasiana ini. Ada beberapa cita-cita yang belum terwujud dengan bekerja di Saudi sini, yang utama tentu niat saya untuk berhaji atau umrah. Semoga sebelum habis kontrak saya dapat menunaikannya. Dan ada satu keinginan saya yang belum terwujud, yang mungkin bagi sebagian orang keterlaluan atau mengada-ada, yaitu menyaksikan prosesi hukum pancung. Sebagaimana diketahui di negara Saudi menerapkan syariah, atau hukum Islam. Hukuman mati diberlakukan pada para pelaku pembunuhan, perampokan bersenjata, pengedar narkoba, dan pemerkosa wanita. Cara hukuman matinya dengan pancung, memenggal leher terhukum yang dilakukan oleh "jagal". Memang terdengar gila, masak pengin menyaksikan orang dipancung. Entahlah... mungkin karena saya tukang jagal yang biasa menggorok leher kambing qurban dan aqiqah, biasa menyaksikan darah memuncrat. Sepertinya ada "sensasi" tersendiri menyaksikan para pelaku kejahatan menerima tebasan pedang tajam sang jagal. Sebagai seorang muslim saya mendukung hukum tersebut, karena itu merupakan kafarat atau penebus dosa dari pelaku kejahatan-kejahatan tersebut yang tidak bisa tertebus kalau hanya menjalani hukuman penjara. Dengan hukuman yang tegas masyarakat juga merasa tentram, bebas dari rasa takut atau was-was beraktivitas setiap harinya. Dammam, 3 Juli 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun