Mohon tunggu...
sutrisno
sutrisno Mohon Tunggu... Konsultan - Pengrajin kerajinan yang rajin

penikmat isu agama, sosial dan politik sambil ngopi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bersatunya Penikmat Kopi Sejati dan Amatiran

24 Februari 2020   14:54 Diperbarui: 24 Februari 2020   16:31 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DR Mohamad Jazuli memakai topi bersama penikmat kopi amatiran | Kedai kopi santri di jl fatahilah desa megu-kabupaten cirebon | dokpri


Fenomena munculnya berbagai kedai kopi baru di kota ini (Cirebon) memaksaku untuk berkesimpulan sementara bahwa ngopi sudah menjadi life style walaupun skala nya masih belum mengalahkan hijrah life style yang digagas oleh ustad-ustad muda gaul. 

Tapi arus (mainstream) keduanya sama-sama kuat membawa kaum milenial termasuk penulis. Walaupun saya masuk arus ngopi life style Namun saya berusaha memahami hakikatnya agar tidak dibilang taqlid (ikut-ikutan) apalagi sampai disebut tinja karena satu-satunya barang menjijikan yang terbawa arus di sungai adalah si kuning tersebut. Hehe

saya tidak luput satu kata pun penjelasan dari lelaki yang memakai topi itu. Pemilihan bahasa dan istilah teknis pengolahan kopi dikuasai dengan baik. Maklum saja DR Mohamad Jazuli adalah peraih gelar doktor termuda di kota ku. Layaknya sang maestro, sepertinya ada pesan dan misi khusus yang ingin disampaikan dari sajian kopi yang dinikmati sore itu.

Walaupun penikmat kopi sejati namun sikap Mohamad Jazuli cukup bijak kepada para penikmat kopi amatiran seperti saya. Menurutnya tidak ada pengelompokan antara amatiran dan sejati karena kopi adalah soal selera dan cita rasa, indra perasa setiap orang berbeda-beda sehingga setiap orang punya hak untuk memilih kopi mana yang lebih cocok di indra penciuman dan perasaannya. namun yang paling penting baginya adalah jalan untuk mengenalkan kopi sudah terbuka luas, buktinya di pedesaan seperti desa megu ini kita bisa menjumpai kedai kopi (kopi santri).

Mendengar pernyataan tersebut, jiwa kritis ku bergejolak dan timbul pertanyaan apakah dengan lahirnya era "semua bisa ngopi" kemudian menghilangkan keunikan kopi yang selama ini menjadi kebanggaan para penikmat kopi sejati?dia menjawab tidak

Namun intinya dia ingin menyampaikan bahwa pada saatnya nanti antara penikmat dan kopi akan menemukan takdirnya sendiri. menemukan kopi yang cocok di lidah ente itu seperti jodoh, setiap pasangan akan menemukan partner terbaiknya.

Kita akan mencari orang terbaik yang pantas menjadi pendamping hidup. Begitu juga dengan kopi, kopi dan penikmatnya akan bertemu dengan sendirinya, di waktu dan tempat yang pas.

Bagi ku sendiri kopi terbaik adalah yang dinikmati dengan orang-orang yang bisa menginspirasi sekaligus meng agitasi dalam porsi cukup agar terus berpacu mengarungi kehidupan ini

#jurus penjilat       #catatan penjilat  

#jurus kunyuk melempar buah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun