Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Salam 4 Jari, Biarkan Publik Merespon dengan Jernih

31 Januari 2024   10:51 Diperbarui: 31 Januari 2024   10:51 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diawali dengan pelanggaran berat etik di Mahkamah Konstitusi serta ditingkahi oleh "cawe-cawe" Jokowi dan rangkaian inkonsistensi sikapnya sebagai Presiden. Masalah kian mengarus dengan merebaknya indikasi ketidaknetralan pejabat dan aparat pemerintah, politisasi Bansos, dan indikasi kuat ingin memaksakan Pilpres satu putaran untuk kemenangan  Prabowo-Gibran.

Pointer pertama dan kedua dari alasan kampanye Salam 4 Jari diatas merupakan implikasi sikap dari fakta-fakta tersebut. Dan dari percakapan di berbagai platform media, saya melihat apa yang diartikulasikan John Muhammad nampaknya mewakili kegelisahan banyak orang.

Aksi yang Sah dan Demokratis

Dalam tradisi demokrasi aksi-aksi serupa ini tentu hal biasa dan harus dihormati. Ini adalah bentuk partisipasi aktif warga sekaligus hak untuk mengekspresikan pikiran dan pandangan yang dijamin oleh konstitusi.

Terlebih hal itu dilakukan dengan tetap dalam koridor mendukung Pemilu berlangsung sukses seperti terbaca jelas dalam pointer pertama ajakan aksi: "Please jangan Golput!".

Atau yang bernuansa edukasi dan pencerahan politik seperti diartikulasikan dalam frasa "Don't give them a blank check!", jangan berikan cek kosong kepada Paslon Nomor 1 atau Nomor 3 yang dipromosikannya untuk dipilih.

Soal harapan dan semangat "mempersatukan Paslon 1 dan 3 ditambah kita" seperti diungkapkan dalam tagar kampanye ini biarkan saja ia bergulir dan mengarus ke ruang publik. Dan biarkan masyarakat merespon dan menyikapinya dengan tenang dan jernih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun