Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosok Wanita Perkasa di Pantai Watu Pecak

19 Oktober 2014   03:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:31 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sengatan mentari tak surutkan asa. Mengais rupiah demi keluarga di rumah. Hanya berlindung di bawah naungan atap ala kadarnya, ibu-ibu dari kampung nelayan ini begitu semangat bekerja. Sigap, tangan kiri dan kanan bergantian mengayun  ayakan (saringan) pasir tradisional. Pasir laut yang kering pun berjatuhan sepanjang ayakan. Butiran pasir lembut jatuh di bawah ayakan pertama dan kedua. Pasir yang bernilai rupiah ada di ujung ayakan ketiga. Bila sudah menumpuk,  dengan sekop sederhana, maka pasir laut pun dimasukkan kantung (karung).  Begitu usai, pekerjaan dimulai dari awal. Memasukkan pasir ke dalam ayakan. Lalu tangan pun kembali mengayun. Mengikuti alunan gelombang laut selatan yang bergemuruh.

Begitulah aktifitas keseharian wanita-wanita perkasa di kampung nelayan Pantai Watu Pecak, Pasirian Lumajang. Tak kurang dari sepuluh orang, siang itu sedang menambang pasir laut. Walau gubuknya berdekatan, jarang saling bicara. Masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Mengisi kesunyian pantai dengan bekerja dan terus bekerja seakan tanpa henti.

1413637749308920526
1413637749308920526

14136377812067451961
14136377812067451961

Pantai Watu Pecak

Saya penasaran dengan Lumajang. Tanah warisan dari Arya Wiraraja. Tokoh yang pernah berjasa pada Sanggramawijaya (Raden Wijaya) saat mendirikan Majapahit. Selama ini namanya tenggelam di bawah deretan “pemilik” pantai selatan Jawa. Padahal bertetangga dengan Jember di sebelah Timur dan Kabupaten Malang di sebelah Barat. Mestinya Lumajang juga punya pantai elok dan berkarang.

Akhirnya, siang itu tiba juga di Pantai Watu Pecak. Letaknya di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian. Jaraknya kurang lebih 18 Km dari pusat kota Lumajang ke arah Selatan. Pantainya indah. Ombaknya, khas pantai selatan. Bergelora dan menggelegak. Pasirnya hitam kelam. Menandakan kandungan pasir besi yang dominan. Di beberapa titik, bibir pantainya tinggi. Tak banyak nyiur dan pohon di tepi pantai. Ada beberapa perahu nelayan yang teronggok membisu. Pantainya sepi dari pelancong. Beberapa rumah bambu milik nelayan pun seakan tak berpenghuni. Terik mentari memang membuat orang malas keluar rumah.

141363781884290467
141363781884290467
1413637865848277434
1413637865848277434

[caption id="attachment_348477" align="aligncenter" width="512" caption="Ayakan Pasir Tradisional"]

14136379611975384826
14136379611975384826
[/caption]

[caption id="attachment_348480" align="aligncenter" width="512" caption="Pasir bernilai rupiah"]

14136380771169999504
14136380771169999504
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun