Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Banyak Orang Beristri Cantik tapi Selingkuhannya Jelek?

18 Oktober 2020   09:45 Diperbarui: 31 Mei 2021   14:58 5218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Banyak Orang Beristri Cantik tapi Selingkuhannya Jelek? | ilustrasi pelakor (Kompas TV)

Perempuan cantik dengan pasangan kurang ganteng lebih sering ditemukan ketimbang laki-laki ganteng beristri tidak cantik. Itu bukan misteri, sebab laki-laki adalah makhluk visual.

Zaman ponsel masih sekadar telepon genggam, belum punya predikat pintar (smartphone), ada perumpamaan hubungan yang diibaratkan dengan HP.

Si cowok melihat ceweknya dari casing. Ceweknya termakan rayuan ringtone si cowok. Padahal dua-duanya minim fitur.

Analogi sekaligus cocoklogi itu menyesuaikan kelemahan laki-laki pada tampilan yang ia lihat pada perempuan. Sedangkan perempuan mudah dirayu dengan gombalan polyphonic ala laki-laki.

Baca juga: Melabrak Selingkuhan Suami, Salahkah?

Kalau HP, barangkali iklannya memang bohong. Tapi manusia, laki-laki dan perempuan, masing-masing tertipu persepsi sendiri.

Perempuan tidak maksud menipu dengan dandan atau selfie lalu difilter lebay, itu memang bawaan mereka ingin tampak cantik. Sekadar foto tapi tidak dibagi pun, mereka maunya nampak cantik. Itu normal.

Malah kadang sudah merasa cantik tapi bagi orang lain tidak cantik, itu pun normal.

Sedangkan laki-laki, mereka memang suka menyampaikan apa yang ada di pikirannya, meski itu masih sekadar niat. Mereka punya rencana beli mobil bagus, punya rumah mewah, bahkan beli pulau. Rencana itu gratis!

Jadi jangan merasa tertipu kalau ternyata isi dompet mereka hanya sederet ATM kosong. Laki-laki tidak bohong, hanya kelewat percaya diri.

Baca juga: Begini Kalau Psikopat Menjalin Hubungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun