Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen: Langitmu Jelek Langitku Indah

5 Maret 2024   13:40 Diperbarui: 5 Maret 2024   18:30 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Penjaga Nusapertiwi untuk Nusabakti cinta NKRI-Pancasila. (Kolase Kompas.com)

Ketika kegembiraan mencapai kebahagiaan, menuju tujuan kebangsaan, hanya ada ikhlas atas kehendak Ilahi. Karena ingin negeri tercinta terus menjadi sumber mata air dunia, harapan mumpuni telah terukir di nurani insan negeri indah anugerah keagungan Ilahi. Pagi itu tertulis kata terindah; sepakat menuju masa depan baru.

Tak ada satupun saling mengganggu hak-kewajiban pilihan di hati sendiri maupun di hati kekasih tercinta, sempurna menjaga kebahagiaan keluarga sekalipun berbeda pilihan, menuju fajar baru Nusapertiwi tercinta. Ya Ilahi, bersyukur engkau memberi sumber perdamaian pada negeri prosa ribuan kepulauan penuh cinta di hati.

"Kau cantik hari ini."
"Ada jiwa generasi di rahimku."
"Bersyukur aku..." Peluk hangat pagi itu.
"Terima kasih kekasih." Sekecup cinta di kening.
"Kau siap?"
"Siap sayang."
"Memilih nurani baru negeri ini."
"Yuk." Bahagia itu menuju pilihannya.

Awan-awan cerah berarakan meski kadang mendung membawa gerimis kecil sejenak, namun itulah berkat kasih sayang Ilahi, tak ingin insan Nusapertiwi selaras panas terik. Pagi itu rahmat sejuk dengan sedikit gerimis lantas reda menjadi labirin memayungi seluruh negeri. Terima kasih Ilahi.

Area telah di tetapkan secara legal formal seantero negeri terucap doa di hati sebelum menentukan pilihan semesta baru untuk generasi akan bertumbuh dari benih-benih fitrah Al'Khalik. Semua nurani negeri ini pagi itu membawa cinta kasih insan kamil, bersalaman, saling berkabar, dalam keriangan bahagia angkasa baru.

"Nenek? Tunggu Kakek ya." Cucu, remaja dewasa kini. Kesabaran mendampingi Nenek.
"Kakek! Ayo! Nanti habis waktunya." Suara Nenek.
"Ya. Santailah kita sudah terdaftar." Menghampiri memeluk bahu Nenek. Mereka berangkat menuju mata air baru. Cucunya, mengikuti senyum bahagia.
"Loh. Ayah ibumu mana?" Pada cucunya.
"Sudah di sana Nek. Sejak tadi." Sembari menggamit lengan Nenek ke tujuan.

Waktu berjalan sebagaimana mestinya musim penghujan membawa aroma tanah harapan, Nusapertiwi baik-baik saja. Seluruh negeri telah menetapkan pilihan hati nuraninya berbagi keyakinan kebahagiaan. Generasi baru lahir di rumah persalinan, tangisnya bekal tumbuh di pangkuan Ibu Pertiwi.

Entah mengapa di sela waktu terindah, ada hal berbau negatif. Samar melintas di frekuensi teknologi online, tapi tak menjadi gangguan apapun, tak berpengaruh apapun. Publik beraktivitas sebagaimana hari-hari memberi kesempatan beragam profesi bidang kerja, usaha wiraswasta, formal berkantor, publik baik-baik saja kompak padamu negeri.

"Panjenengan lagi wae sinau provokasi nggih?"
Mencoba menyuap waktu dalam bentuk gambar bergerak, berjudul buruk rupa pula berupaya persuasif. Meski tak jua mampu menembus keyakinan publik beriman berbangsa-bernegara, dilindungi, Tuhan Yamg Maha Esa, dalam naungan NKRI-Pancasila Sakti-Anugerah Ilahi, lewat sejarah genarasi berbudi luhur untuk negeriku.

"Oh! Halah. Panjenengan sinten?"
Tak kenal maka tak sayang. Sedih deh, karya seni gambar bergerak itu salah guna informasi info grafis meniru kuliah umum pula, hiks, hanya seumur jangung, salah alamat, maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai, jatuhnya ke pelimbahan jua. Jadi kotoran mata. Lantas sirna tak terperi. Mau jadi tuhan baru ya? Menyedihkan.

***

Jakarta, Maret 05, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun