Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dikira Lucu, Anak Berisiko Jatuh Orangtua Malah Tertawa

5 Juni 2020   14:13 Diperbarui: 5 Juni 2020   14:20 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/guyonankekinian

Sebuah akun humor di Instagram mengunggah video seorang anak yang menangis saat diperintah orangtuanya. Menurutku pribadi, setitik pun gak ada lucu-lucunya.

Anak itu diperintahkan mengambil bantal di atas atap yang nampaknya berupa seng atau mungkin asbes. Tidak diceritakan kronologi bantal tersebut ada di sana. Mungkin terlempar atau bagaimana.

Terlihat dari video tersebut, sepertinya mereka berada di lantai dua. Balita yang tubuhnya diikat tali yang terus diulur sang ayah, diperintahkan mengambil bantal di ujung atap lantai satu. Ibunya, atau siapa pun perempuan yang suaranya masuk dalam video itu, kemungkinan besar adalah yang merekam.

Kesalahan pertama adalah, anak itu menangis. Artinya, dia tak nyaman. Dia takut. Kita pernah jadi anak-anak kan? Di mana tempat teraman bagi kita? Jawaban idealnya sih, dekat orangtua.

Kalau dalam ketakutan kita, orangtua justru menekan, terus memerintah, tertawa, bahkan merekam, ke mana lagi kita mengadukan masalah? Siapa tempat bercerita? Dengan begitu anak akan kehilangan kepercayaannya pada orangtua.

Anak merasa tidak didengar. Bahkan di saat genting seperti itu (genting versi anak-anak, tentunya), orangtua masih memberi tekanan dengan terus memerintah bahkan menertawakan. Sangat tidak menghargai.

Barangkali hal serupa dialami orang dewasa sekarang di masa lampau, saat kanak-kanak. Tapi zaman berubah, cara mendidik anak harusnya disesuaikan. Tantangan anak-anak sekarang pun tentunya akan berbeda dengan tantangan kita kini.

Kedua, masih pendapat pribadi. Berapalah harga bantal dibanding nyawa anak. Kalaupun dianggap tidak akan berisiko sampai ke urusan nyawa, paling tidak anak itu pasti terluka jika jatuh. Bisa trauma fisik sekaligus psikis kalau itu terjadi.

Kedua orang dewasa itu tentu memilih si balita dengan pertimbangan jika mereka yang naik, maka kemungkinan besar atap akan jeblos. Tapi apa iya tak ada opsi ketiga? Didorong galah mungkin, atau dilaso dari bawah, atau apa saja yang tidak mengorbankan anak.

Kalau terjadi sesuatu hal pada balita tersebut, yakin deh, seribu bantal tak sebanding dengan pengorbanan yang ia berikan untuk orangtua atau siapa pun orang dewasa yang membuat video itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun