No! Akhirnya kami sepakat, beli kulkas jika benda itu sudah benar-benar rusak. Nyatanya bagian freezer masih aman untuk daging ayam. Cabai dan beberapa buah disimpan di dalam kertas di luar kulkas. Sayur bisa beli dua atau tiga hari sekali di pasar dekat rumah.
Jadi buat apa diskusi panjang lebar! Hadeu.
Bebaskan Diri dari Stres
Hal berikutnya yang kami lakukan, selain jaga-jaga soal pengeluaran, adalah jaga kepala agar tetap waras.
Mengikuti imbauan WHO, membaca berita tentang pandemi sehari maksimal dua kali saja. Bahkan ada yang bilang sebaiknya tak usah disebut nama virus itu, agar ia tak semakin terpanggil.
Entah sejauh mana kebenarannya, kita cari aman saja.
Kalau diikuti memang kita jadi paranoid. Aku sempat sakit tenggorokan, pagi sore minum habbatussauda. Tak ketinggalan tiap jam 10 berjemur sambil menyapu halaman. Padahal biasanya minum habat kalau ingat, menyapu setelah pulang antar anak, dan seharian di dalam rumah.
Ada baiknya. Yang tidak baik adalah kecemasan itu.
Selain menghindari kekhawatiran yang berlebihan, stres juga kami tolak dengan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak marah. Asli berat.
Anak-anak bermain gila-gilaan, atau berantem berebut sesuatu. Ayam tetangga pagi siang sore setor kotoran di teras. Belum lagi ego kami masing-masing, yang kadang kami sendirilah yang menahan agar tak berakhir dengan keributan.
Bahkan ketika aku ngomel melihat tumpukan tugas sekolah si Kakak, suami buru-buru menelepon kepala sekolah. Memberi saran dan masukan, berharap ada perubahan kebijakan dari sekolah.
"Sudah, Mi?" katanya setelah menutup telepon.