Katakanlah semua kebutuhan rutin bulanan keluarga sudah terbayar, tentu kita masih tetap harus memikirkan rencana buat masa depan. Kita juga akan butuh dana darurat buat berjaga-jaga bila terjadi sesuatu yang tidak direncanakan. Bukankah, ini juga perlu untuk difikirkan dan dialokasikan uangnya?
Silakan saja pakai uang yang dimiliki untuk ngumpul bareng teman, untuk melaksanakan hobi atau bahkan untuk membantu keluarga yang sedang kesulitan. Namun semestinya itu sudah terlebih dulu dikomunikasikan bersama pasangan.
Bagaimana bila ternyata ia tidak setuju dan menolak? Apakah berarti terpaksa kita harus diam-diam melakukannya sendiri alias "umpet-umpetan"? Tentu saja kita harus belajar berbesar hati untuk menerima karena penolakan itu pasti diiringi alasan yang tidak kalah kuat.
Jika kita sudah menyadari bahwa komunikasi dan keterbukaan sangat penting dan menjadi faktor penentu keharmonisan rumah tangga bersama pasangan, maka ingatlah bahwa itu juga perlu dilakukan dalam pengelolaan keuangan.
Jangan pernah berfikir untuk "umpet-umpetan" karena itu sebenarnya mirip dengan praktik perselingkuhan. Kita pikir sudah cukup pandai bisa menyembunyikan dan mencoba merahasiakannya.
Namun sadarilah, bahwa cepat atau lambat itu pasti bakalan ketahuan dan ketika itu terjadi akan sangat mungkin menjadi awal mula pertengkaran dalam rumah tangga serta memunculkan rasa sakit hati.
Saya berani menuliskan ini bukannya berarti sudah seratus persen tidak lagi tergoda melakukan "umpet-umpetan" soal uang dari pasangan. Justru karena godaan itu masih terus ada dan akan terus mencari celah, ini mungkin bisa jadi pengingat bersama.
Sebagai penutup, saya teringat pengalaman pernah sampai dua atau tiga kali kena getahnya akibat usaha "umpet-umpetan" ini.
Waktu itu kebetulan saya ada dapat rezeki uang tambahan dari kantor yang saya pikir itu tak perlu lagi disetor ke istri. Tapi ternyata terjadi sesuatu hal dan saya kena sial yang membuat uang itu pun harus lenyap seketika dan tak bersisa.
Padahal saat saya sudah sangat berniat merahasiakannya, itu saja sudah membuat hati tidak tenang. Saat uang itu hilang entah karena kendaraan yang tiba-tiba mogok di jalan atau uangnya yang memang benar-benar hilang entah kemana, rasa menyesal dan bersalah menjadi berlipat ganda.
Andaikan saya jujur dan langsung menyetorkannya ke istri, uang itu tidak akan hilang begitu saja dan bisa digunakan untuk hal yang berguna. Sudah terbayang juga, betapa senangnya dia saat menerimanya.