Manakah yang paling ideal? Apakah lebih baik istri atau suami yang memegang dan mengelola keuangan keluarga? Atau silakan pegang dan kelola masing-masing saja?
Jangan "umpet-umpetan"
Saya yakin bahwa semua pasti punya alasan dan pertimbangan yang baik sebelum akhirnya tiba pada kesimpulan siapa yang akan memegang dan mengelola uang dalam rumah tangga.
Sehingga menurut saya kurang sesuai porsinya untuk memvonis bahwa praktik yang satu lebih baik dari yang lain.
Praktik mengelola keuangan keluarga yang diajarkan Bapak saya barangkali memang cocok buat saya. Namun bisa jadi kurang cocok buat pasangan lain dan kurang relevan di era seperti saat ini.Â
Satu hal yang pasti dan barangkali tidak akan ada yang membantah, bahwa dalam mengelola keuangan keluarga selain dibutuhkan rasa saling percaya juga sangat dibutuhkan keterbukaan dan transparansi antara satu sama lain.Â
Entah uangnya dikelola suami, dikelola istri, atau dikelola masing-masing tetap saja dibutuhkan keterbukaan dan saling jujur. Jangan sampai "umpet-umpetan". Godaan untuk melakukan "umpet-umpetan" soal keuangan dari pasangan entah disadari atau tidak, akan selalu ada.
Sederhana saja, sebelum menikah kita sangat bebas menggunakan uang yang kita punya untuk kebutuhan pribadi. Namun setelah menikah apalagi punya anak, kebutuhan pribadi tersebut mau tak mau akan menjadi prioritas berikutnya setelah kebutuhan bersama di dalam keluarga sudah terpenuhi.
Selanjutnya kita juga masih punya keluarga selain istri dan anak-anak kita, bukan? Ya, kita masih punya orangtua dan saudara-saudara kandung. Bagaimana bila suatu ketika mereka butuh bantuan soal uang, apakah kita akan langsung mengiyakan tanpa berkomunikasi dengan pasangan?Â
Kita juga pastinya punya lingkungan pertemanan atau hobi yang sedikit banyaknya pasti akan tetap membutuhkan uang.
Meskipun misalnya sudah diputuskan uang dipegang dan dikelola masing-masing oleh suami dan istri, itu bukan berarti bisa sebebas-bebasnya juga untuk menggunakannya, bukan? Tetap masih ada tanggung jawab yang melekat.