Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Jual Rumah demi Bayar Utang, 2 Hal Penting untuk Pembelajaran

11 Oktober 2023   12:39 Diperbarui: 12 Oktober 2023   06:50 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kreditur alias pemberi utang sesuai perjanjian dan kewenangannya memang berhak melelang properti itu karena sejak awal sudah dijadikan sebagai agunan.

Apa pembelajaran dari banyaknya kejadian orang-orang yang terpaksa harus menjual properti miliknya karena terjerat utang?

Pertama, utang menjadi solusi atau jebakan?

Ini penting dan selalu kita harus pertimbangkan dan renungkan secara mendalam. Sebagian orang memang masih menganjurkan utang sebagai solusi atas keterbatasan keuangan.

Utang tak seburuk yang dipersepsikan, asalkan kita bisa mengontrolnya. Demikian yang sering disampaikan.

Orang-orang kaya saja masih berutang. Sebagai contoh, berdasarkan data LHKPN 2021, Sandiaga Uno punya harta Rp10,62 T dan utang sebesar Rp289 miliar. Erick Thohir punya harta Rp2,2 T dan punya utang Rp176 miliar dan sebagainya.


Para pebisnis atau investor juga menilai positif utang karena dianggap bisa meningkatkan hasil keuntungan bisnis atau investasi.

Contoh sederhananya, bila dia punya modal Rp1 miliar dan bisa menghasilkan keuntungan 20 % setahun berarti keuntungan yang dihasilkan sebesar Rp200 juta.

Namun bila modal tersebut ditambah lagi dengan menggunakan utang sebesar Rp1 miliar, maka bila keuntungan yang bisa dihasilkan tetap sebesar 20 %, maka keuntungan yang dihasilkan menjadi Rp400 juta.

Meskipun masih harus membayar bunga cicilan katakanlah sebesar 10 %, bukankah hitungannya masih tetap untung?

Kira-kira demikian cara berpikir dan hitungan sederhananya. Dalam hal ini, utang menjadi sangat positif dan produktif karena bisa menambah keuntungan dan nilai kekayaan si peminjam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun