Aku pernah membukukan lukadalam kitab-kitab cinta yang pasrah dikerubungi debu.
Nganga rindu, yang berbait-bait mengerangkan perih.
Rasa yang berabad-abad memar
terhajar seonggok bayang-bayang
: cinta yang nguap dan lindap di jendela kaca dan sepasang mata yang tak henti-hentinya menguras warna gerhana yang selalu meluap di teras rumah.
Aku pernah rubuh. Tumbang dan rebah bersama huruf-huruf yang berceceran di lantai keramik. Dan air mata
Yang gagal menukangi namamu.
Aku pernah. Pernah mual. Puyeng dan nyaris kumuntahkan wajahmu yang berubah kunang-kunang dalam paru.
Aku pernah.
Pernah pegal menunggumu menyalakan lilin di atas kue ulang tahun
Dan yang berkali-kali gagal disampingmu. Menyuapimu sepotong cinta dan segelas anggur rindu yang cukup lama kupermentasi di lemari hati
Samosir. 11/10/2004