Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paragraf Harta

7 Maret 2020   11:23 Diperbarui: 9 Maret 2020   07:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemilau cahaya pagi bersinar. Seakan beri secercah harapan bagi para pencari nafkah.
Walaupun mereka tau langkah kaki dan harapannya belum pasti. Semangat meraup rizki tak akan hanyut ditelan bumi. Yakin akan rizki yang tertulis dalam halaman-halaman takdir.

Begitulah halaman-halaman takdir sang Penguasa. Mungkin tertulis di halaman utama manusia kaya. Dibaliknya tergores tinta, terbaca manusia miskin yang merana. Tercampur di halaman selanjutnya antara si miskin dan si kaya. Agar mereka saling melengkapi dan bercengkerama.

Katanya...
Ketika manusia kaya semakin kaya. Manusia miskin semakin sengsara. Jurang perbedaan semakin terjal. Terbungkus dalam sebuah sistem liberal.

Katanya...
Ketika semua manusia sama. Samar antara miskin dan kaya. Jurang terjal perbedaan dipotong secara paksa. Sistem sosialis membungkusnya.

ahhhhh...entahlah...
Liberal atau sosial namanya !!!
Nyatanya di sekitarku banyak manusia yang masih mengeluh, tertatih mengejar mimpi,
lalu cepat melupakan mimpi, karena sibuk demi seonggok rizki.

Duhai manusia penguasa..Tolong kirimkan salam kepada si kaya.
berbagilah pengalaman pada jelata.
Ajari cara meraup harta. Agar kita semua bahagia.

Jakarta,07 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun