Mohon tunggu...
M. Syahruddin Dawud
M. Syahruddin Dawud Mohon Tunggu...

Seorang entrepreneur muslim, penggiat NGAJI, dan pengasuh roemah ngaji الصديقية الغزالية " ASHYAGHO" di Kroya-Indramayu Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Polemik 17 Romadlon dan Lailatul Qodr

7 Juni 2018   08:11 Diperbarui: 7 Juni 2018   09:32 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

===

Setelah kemarin saya mendapat japri via WA dari seorang kawan lama --Alloh Yarhamhu-, malam ini dalam acara Safari Romadlon ketika menjelaskan tentang potensi wujudnya lailatul qodr berdasar pada apa yang telah dipaparkan ulama dalam sepuluh ahir bulan Romadlon yang ganjil, saya juga mendapat pertanyaan yang hampir sama. Pertanyaan itu kurang lebih demikian:

" Pak, masyarakat kita sudah begitu hafal bahwa setiap malam tanggal 17 Romadlon diperingati sebagai malam Nuzulul Qur'an. Yang menjadi pertanyaannya demikian, (sebagaimana penjelasan bapak kemarin-kemarin), bahwa Al-Qur'anul karim diturunkan dibulan Romadlon, dan (pula) pada malam lailatul qodr. Apa tidak secara otomatis dapat ditebak bahwa malam lailatul qodr itu jatuh pada malam 17 Romadlon?, jika iya, apa tidak kontraproduktif kemudian dengan penjelasan para ulama yang mengatakan bahwa besar kemungkinan lailatul qodr itu jatuh pada malam-malam ganjil sepuluh hari terahir bulan Romadlon, bahkan Rosulalloh SAW sendiri begitu bersemangat mengisi ibadah disepuluh hari terahir ini!??? "

" Ini yang pertama, kejanggalan saya berikutnya, sebenarnya turunnya Al-quran itu pada malam lailatul Qodr atau pada tanggal 17 Romadlon?, jika saya browsing tidak sedikit pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa pernyataan tanggal 17 Romadlon diperingati sebagai malam Nuzulul Qur'an itu sebuah kekeliruan, bahkan diklaim Bidah. Ini harus disikapi Ustadz, saya hawatir mempengaruhi sudut pandang generasi kita, yang rata-rata ilmunya, ilmu browsing ini. Matursuwun ".

Saya mendapat pertanyaan yang cerdas dan " menantang ". Saya berupaya menjawab dengan belajar teliti dan seksama, alhamdulillah secara pribadi masalah diatas bernah bergelayut dalam otak saya sendiri dan pernah saya " kejar mencari jawabnya, sehingga ketika ada pertanyaan demikian, saya tidak kaget, " wah.... _wist tahu ta bahas ngene iki_ " (soal ini sudah pernah saya bahas), ujar saya dalm hati.

Dalam menjawab pertanyaan ini kita harus faham dulu methode diturunkannya Al-Quranul karim.

Dalam tafsir Ash-Showy, Ibnu katsir, kemudian dijelaskan lebih sistematis oleh Syaikhul islam As-Suyuthi dalam Al-Itqon Fi Ulumil Qur'an dan fadlilatus Syaikh M. Ali Ashobuny dalam At-Tibyan Fi Ulumil Quran, sebagai berikut:

Al-Quranul karim diturunkan melalui dua methode:

*1.* Al-Quran diturunkan Alloh SWT dari Lauhil mahfudz secara global atau keseluruhan, dan sekaligus ( ) kelangit dunia pada tempat yang disebut dengan Baitul izzah dimalam lailatul Qodr.

(secara sederhana Lauh almahfudz dapat diartikan sebagai tempat Alloh menulis segala seluruh skenario; baca Kitab At-ta'rifat).

Penjelasan ini merujuk pada Qs; Ad-Dukhon/1-3, Al-Qodr/1-2, dan Al-Baqoroh/ 185.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun