Mohon tunggu...
Naldi Bee
Naldi Bee Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

6.000 Kata Mengukir Sejarah

25 Desember 2011   15:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:46 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil Pelatihan dan Diklat Menulis Cepat 1 Komunitas Cinta Menulis HMI Komisariat Proklamator Universitas Bung Hatta

Padang, 25 Desember 2011

Kuliah, Organisasi dan Diskusi

Redenominasi

Dalam kamus ekonomi redenominasi secara sederhana adalah merupakan pengurangan/pensederhanaan nilai nominal mata uang, yaitunya pengurangan jumlah digit pada nominal mata uang, dalam konteks redenominasi ini saya teringat ketika bank BI bulan lalu akan melakukan  kebijakan pengurangan jumlah digit nol pada rupiah sebanyak 3 buah, yang katanya (dirut BI) dsaat itu demi pensederhanaan jumlah nominal rupiah, dan kemudahan dalam penghitungan. (kompas ;2011)

Jika kita review kembali bahwa nominal mata uang rupiah dari yang terbesar hingga yang terkecil  yaitu berjumlah 100.000 rupiah  hingga 100 rupiah. Dalam pembahasan itu pihak BI akan mecanangkan program redenominasi kepada DPR-RI untuk dibahas pada pembentukan UU tahun 2012.

Tebelalak.. dalam pikiran penulis jika program-program tersebut memang terwujud dan disah kan menjadi UU, maka dapat dibayangkan bahwa akan ada efek serta kontra yang akan terjadi, sebagai contoh efek ang terjadi meliputi

1.Penyesuaian harga

Jika ada penyesuaian harga maka tentu akan berakibat penyesuaian-penyesuaian di sector harga-harga baik itu bahan baku, sampai kepada penyesuain tarif/upah tenaga kerja, dan itu dapat dipastikan akan berarah penyesuaian yang berefek lebih tiggi dan naik, sehinggga aakan ada pembulatan-pembulatan kearah yang lebih tinggi.  Itu pasti.

Sama-sama kita ketahui bahawa yang namanya pengusaha besar, atupun kecil dapat dipastikan tidak mau rugi dalam berbisnis dan berinteraksi, dan jika kita kaitkan dengn kebijakan redenominasi tersebut maka dapat dipastikan penyesuaian harga, kemudian akan berakibat pembulatan harga yang cendrung keatas, sehingga dapat terjadi ketimpangan-ketimpangan dan tidak kesesuaian dalam pemilihan jumlah harga.

2.Cos yang tinggi

Dapat dipastikan aka ada perbaikan-perbaikan sepeti penyesuaian hitungan pada mesin-mesin penghitung uang, jika kita kerucutkan dan menghitung kembali, berapa banyk mesin-mesin penghitung jumlah uang yang akan di setting kembali, dan kita contohkan saja jika di Indonesia ada 500 mesin penghtung uang yang lama, dan kemudian ada perubahan nominal mata uang, maka tentunya  dapat mengeluarkan biaya teknis, guna pengaturan ulang akibat kebijakan redenominasi.

3.Inflasi

Sudah dapat dibpastikan bahwa inflasi akan menjadi lebih dahsyat dan tidak terkontrol.

Semua itu efek yang tidak terlepas dari kecerobohan pihak BI dalam mengambil keputusan, sedikit review kembali, kebijakan seperti ini sebenarnya pernah dilakukan oleh Negara lain, seperti Brazil, meksiko dan terakhir yunani, dan mereka sukses, namun kita harus jeli ketika mereka sukses menjalankannya, dan sekonyong-konyongnya untuk meniru,  untuk kita ketahui Negara mereka melakukan secara bertahap, artnya ada fase-fase yang dilalui pertimbangan-pertimbangan ekonomi, politik dan social dan kerjasama antar pihaka dinegara itu sendiri, jika brazil sukses dengan kebijakan redenominasi itu karna memang Negara dan bangsanya saling bersinergi dan cukup stabil dalam koteks ekonomi, pilitik dan moral, namun Indonesia dengan keadaan politik, ekonomi dan social bahkan moral yang bobrok, tidaklah tepat jika redenominasi dilakukan dalam waktu dekat.

Namun yang lebih fundamental melainkan pada aspek-aspek lain yang justru lebih harus diproritaskan dalam tataran kebikan moneter, seperti penertipan dan penilaian kembali atas UU yang mengenai  tata kelola bank-bank umum dalam jumlah bunga serta kredit, dan kelayakan suatu bank, demi menjaga system keuangan dan bermuara pada petumbuhan ekonomi secra bersama.

Kupasan ini sebenarnya saya ingin membahas pada mata kuliah Kebijakan Fiskal Dan Moneter, namun sayang, semua itu belum terbahas  dan dikupas pada mata kuliah tersebut, namun tidak menyurutkan semangat dalam mencari kebenaran dan relevasi tentang rekomendasi kebijakan BI pada program legislas DPR-RI 2012.

Seminggu lebih telah berlalau, perjaanan waktu yang yang tidak terasa, waktu terus berjalan dalam aktivitas sebagai mahasiswa. Begitu menyenangkan.

Jika diperkuliahan ingin berdiskusi dan membahas tentang issue-issue terkini yang tekait dengan mata kuliah tertentu, maka tidak menutup kemungkinan untuk diorganisasi mahasiswa, untuk diketahui, organisasi mahasiswa sebenarnya banyak memiliki perbedaan dan kelebihan tersendiri, jika dikampus (internal) ada oragnisasi mahasiswa seperti BEM-DPM-HMJ, namun diluar kampus (ekternal) juga memilki beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti HMI, KAMI, dan GMNI, dll.

Dalam kesempatan kali ini penulis sedang aktif dan menjadi kader di organisasi eksternal, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang merupakan organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia saat ini, oraganisasi yang diplopori oleh lafran fane pada tahun 5 februari 1947, yang kemudian terus berkembang dan bertahan hingga saat ini,  terlepas dari mebahas sejarah, HMI yang merupakan yang didominasi aktivis-aktivi kampus yang luar biasa, kenapa tidak? Organisasi HMI selain tempat belajar, berproses dan berkontribusi, juga kekuatan interpersonal anggota dan alumni yang begitu kuat dan bersinergi, sehingga mewujudkan cita dan angan yang ada.

Desember 2009, tahun dimana penulis mengikuti pengkaderan yang merupakan pintu gerbang mamasuki Organissi HMI, menjadi anggota dan ikut aktif hingga saat ini (2011).

Tidak memperpanjang bahasan, 2 tahun sudah aktivitas telah dilalu, kini tepat 25 desember 2011.

“Pembelajaran di Hari Natal”.

Pagi yang indah itu dengan kecerahan alam yang begitu menawan, 25 Desember merupakan hari yang begitu bersejarah dan menggembirakan bagi umat kristiani, umat dimana paling dominan pada konteks kuantitas didunia pada saat ini, namun tidak di Indonesia. Yang merupak islam sebagai agama mayoritas.

Hari ini (25 desember)  umat kristiani bahagia dalam perayaan hari raya, namun begitu juga dengan saya, kenapa sya katakana begitu?

Ada sesuatu hal yang berkesan bagi penulis di hari raya kristiani pada kali ini, jika hari –hari biasa hanya ditemani  teman-teman satu kampus, dan satu organisasi, namun kali ini bahagianya dan dapat ditemani dengan alumni-alumni yang loyal dan pedul terhadap adik-adiknya, alumni yang dimaksud adalah akakanda Newton Nusantara dan Muhammad Yunus, pada kesempat kali  ini alumni dan anggota memiliki kesepakan, yaitu menulis 6000 kata dengan limit yang terbatas, pada kesepakatan itu teman-teman anggota komisariat diberi kebebasan dan kesempatan menuliskan apa yang dipikirkan, terserah itu apa temanya, pembahasanya, dan kemana ending cerita dalam tulisan.

Namun lebih dititik fokuskan pada bagaimana membangun semangat dalam menulis, sehingga akan menjadi cikal bakal suatu arya dan analitis yang tinggi dan tajam, namun itu semua tidak terlepas pada keinginan dan keseriusan serta konsisten dalam mewujudkannya.

Pada dasaranya mahsiswa yang katanya kaum itelektual, dan  generasi yang akan menjawab tantangan zaman dan bisa merubah wajah bangsa kearah yang baik, tidak lagi bergeming, dan namun sangat disayang kan jika ketika kesepakatan dan kesempatan untuk belajar menulis yang telah ditetapkan tidak dilakukan dengan serius dan konsisten dikangkangkan oleh rasa malas yang bergitu mendominasi,

Berangkat dari rasa malas, membuat saya teringat pada orang tua yang jauh disana., hanya ingin memperkenalkan diri, penulis dilahirkan di provinsi sumatera selatan tepatnya di kab kayu agung, sedangkan orang tua beral dari daerah pariaman dan asli bersuku minang, mreka hijrah kenegri orang demi satu tujua, yaitu ke SUKSESan, namun yang membuat saya  teringat, ketika penulis pulang kuampung (kayu agung) dan ingin balik ke padang, ketika itu ada proses penanaman sprit dalam menuntut ilmu di kota padang, dan seperti biasa saya mendengaran ceramah yang jika dikalkulasikan sebanyak 10 sks (kontek akademik),  ceramah yang bergizi, dan paling sering terdengar ketika itu, bahwa beliau mengatakan “malas adlah penyakit masa depan “ tidak akan terwujud apa yang kita inginkan jika penyakit malas masih terlekat pada diri, karna sejatinya kesuksesan seseorang tidak terlepas dari bagai mana dia menaklukan rasa malas nya, dan menumbuhkan kekuatan dan kemampuan diri, sehingga  saat ini perkataan itu terus bergeming di ingatan dan selalu  berusaha menjadi manusia yang tidk merugi. Oaring tua memang motivator terbaik didunia… !

Balik pada pokk pembahasan..

Disisi lain ada pula yang serius dan bersemangat dalam menjalankannya, bahkan sangking seriusnya, pena yang ditangan pun tak lagi bergerak, karena  disebabkan terlalau banyak berpikir keras, berpikir sempit dan berpikir harus langsung sempurna ketika ingin menulis, atau memang tidak memikirkan apa-apa, padalah tema menulis kali ini tidak memiliki ketentuan yang khusus, dan ketentuan  penulisannyapun hanya menekankan pada jumlah katanya saja, dan itu sifatnya mengalir apa adanya.

Pada nyatanya kebiasaan seperti itu akan mengkongkong kretivitas dan karya dengan memaksa diri kesesuatu yang harus luar biasa, bagus dan mengesankan, padahal hal terpenting nya adalah tahapan itu sendiri, setiap sesuatu memilki tahapan dan membutuhkan pengalaman, waktu dan kegigihan untuk mencapai titik yang perfect, karena memang kita tidaklah mungkin bisa mencapai kesempurnaan tanpa proses  yang harus dilalau.

Dalam kegiatan klinik menulis kali ini ada yang menarik untuk dibahas,  dimana ada bebrapa peseta  telah stagnan, serta ber alibi, serta bisa dikatakan cendrung menyerah untuk mewujudkan apa yang telah ditetapkan (menulis 6000 kata) hingga limit 12 jam, sedikit menceritakan kejadian yang terlhat, ada salah satu peserta yang justru tidur dengan nyaman Dan indahnya bersama mimpi-mimpi disiang bolong, namun tentu ada alasan khusus yang membuat mereka memilih pilihan itu, apakah itu? Tanyakan pada rumput yang bergoyang…:D

Uniknya,  Ada juga yang ber beretorika-retorika guna menggunakan beberapa cara untuk mengagalkan serta berusaha merubah ketentuan  yang ditetapkan sebelumnya, dengan beralasan bahawa subtansi dalam belajar menulis tidak harus pada jumlah kata dan kalimatnya, namun lebih difokuskan pada berapa sanggup kah mereka dalam menulis, serta subtansi pada tulisan.

Melihat fenomena tersebut, saya teringat dengan seminar motivasi di Ruang Balairung Caraka gedung B pada tanggal 24 desember kemarin, yang dimana narasumbernya adalah kakanda Muhammad Yunus, beliau menjelasan bahwa seorang pemenang adalah orang yang sanggup bertahan dan mencapai kesuksesan yang merka impikan, tanpa mengeluh, kalah dan tidak bertahan, sedangkan pembelajar menitik fokuskan pada proses-proses yang dilalui, nilai kretivitas serta relejius yang menjadi preahu dalam pencapaian mimpi (drem), Selain itu seorang yang bermental pembelajar cendrung melihat pada nilai-nilai (positif) yang ada pada suatu fenomena dan kejadian tertentu, sehingga bisa dijadikan nutrisi pendorong dan pembangkit dalam mewujudkan kamenangan (kesuksesan) yang akan datang.

Disi lain ada juga yang memang focus dan sungguh-sugguh dalam pelatihan menulis ini, mereka benar-benar ingin belajar dan memanfaatkan moment untuk mengasah diri, berusaha untuk khusu’ tenang, walaupun jarang tersenyum, Memang unik jika diperhatikan.

Tak terasa 3 jam sudah waktu berlalu, namun tulisan itu masih belum mencapai target, dan tak satu pun yang telah menyelesaikan dan menjad pemenang, semua masih gelisah dan stress dalam melaksanakannya, jika saya berpendapat kelemahan mahasiswa saat ini dalam menuangkan pemikiranya pada bentuk karya (tuisan) selain pada dirinya sendiri namun tdak terlepas pada  gagalnya pendidikan di dinegeri ini dalam mebentuk mahasiswa-mahasiswanya untuk berkarya dan mendedikasikan apa yang mreka pikirkan dalam bentuk tulisan, sebagai contoh, ketika pembuatan skripsi, banyak mahasiswa yang tidak mampu menuankan pemikiran serta mensingkronkan hasil pemikirnnya dengan data-data lainnya kedalam tulisan ilmiah, bahkan mereka justu ada yang  lebih senang kepada hal-hal instan yang berarah kepada plagiat, dan ada pula yang mengupahkan pembuatan skripsinya pada agent-agent jasa pembuatan skripsi, semua itu tidak terepas pada komitmen pendidikan kearah yang prestatif dan rendahnya moral generasi bangasa saat ini.

mengutip satu firman Allah yang berbunyi “man jadda wa jadda” siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat (sukses)., dalam konteks ayat tersebut telah menjelaskan bahwa nilai-nilai semangat dan kegigihan akan berakhir pada pencapaian yang diharpakan, dan  Tuhan telah menjanjikan itu.!

Namun bagaiman kenyataannya?

Ruh dari ayat tersebut tidak terpati dalam jiwa dan semangat untuk mencapai apa yang dinginkan, melainkan budaya instan dan plagiatarisme menjadi  vaforit dan dijadikan jalan tol untuk mencapai tujuan, dan itu telah membudaya, contoh lain ketika mahasiwa ujian, mreka lebih mementingkan jalan pintas seperti mambawa jimat, membuka google untuk menjawap pertannyaan-pertannyaan yang ada.

Selain itu tidak banyak yang dapat dibanggakan menjadi mahasiswa ketika kita masih berkutat pada budaya-budaya instan tersebut, hanya kebodohan dan keterpurukan yang akan menghiasa negeri ini.

Keyakinan study kuliah dan study mengaji si pesantren dimana snagat menantang, menginngat jarak yang begitu jauh, yaitu sekitar 50 KM dari padang ke sicincin, sangat dibanyang betapa letihnya dalam mencapai cita-cita dan masa depan dadar hero dan to hero untu mencapai mimpiya menjadi kegelisan yang ad apada diri, ini berawal dari kehjadian dinegeri ini bahwa ada aira-aliran yang mana banyak aalian islam yang tdak jeas man yang benar, dan membuat saa berkeingin mencari kebenaran yang sebnarnya, dan ketia egelisahan tu datang dan tepat pada hari raya tahun 2009, ditahun itu orang tua yang saying cintai teah lebih dulu masu dan mengikuti pengajan yang ber alairan syatariah, yang dimana berasal dadaerah ulakkan di kab padang parianman sumatera barat, sedikit membuka sejarah, bahwa islam masuk pada sumatera barat yang dibawa sekh burhanuddin yang berawal di nagari ulakkan, setelah terus berkembang ke daerah pariaman dan sekitarnya dan disaat itu sekh burhanuddin menyebarkan agama islam dengan cara yang unik seperti dengan cara mendekati kekeluargan yang yang mencoba berbaur dan dan mencoba mengikuti keiatan –kegiatan anak nagari, dan sembari waktu berjalan sekh tersebut melakukan dan meamsukkan nilai –nilai islam, seperti ketika bermain bola- sekh tersebut sering mengucapkan kalimat-kalimat allah diawas etiap pekejaan yang dilakukan, dan disaat itu pula para masyarakat memperhatikandan tertarik untuk menyaakan apa yang dibaca pada saat bekerja, setelah masyarakat mulai megenal, maka masukla ajakan-ajakan yang bersipat kemerdekaan yang diberikan pada masyarakat untuk bersama2 memujidan memuja tuhan (Allah), maktu trus berjalan agama islam terus berkembang, maka banyak lahtokoh-tokoh yang lahir diwaktu itu, yang mebuat kaun syatraiah trus berkembang.

Dan  kembal pada cita diatas bahwa ketiaka keyakinyan telah ditunjuk dan siap akan dijalankan, banyak pro dan kontra yang terjadi, banyak yang mencemooh, banyak yang heran, dan banyak yang tdk percaa pada diri saya, dsebatkan waktu yang begitu jauh, ditambah lag dengan kendaraan yang dijalankan pun dengan  kendaraan beroda dua, tapai ntah mengapa,keyakinan itu trus kua dan tumbuh hing waktu pun tak eras adan sekarang teah mencapai dua tauhun sudan proses tersebut dijalankan.

Hari demi hari teru dijalani, kuliahpun sedikit banyaknya pasti akan terganggu, namun bahagian ya kuliahpun mulai erangkka kembali hingg yang biasa nya IPK 2,00 menjadi IPK diatas 3.00, namun pembelajaran it uterus berjalan hingga saat ini, pada saat ini ditengah tengah ra globalisasi kecerdasan spiritual dan emosial sangat mepengaruhi manusia untuk sukses dalam berkarir dan  menuju masa depan (Kahirat) yang membhagian.

Deipesanteren tersebut sungguh unik dalam metode pembelajarannya, jka dikulih ada metode yang tata cara pembalajaran yang jelas dan mengunakan alat-aat modern seperti infocus, meja, kursi, dai air conditioner, namun tidak untuk di sicicncin, dipesantren miftahul istiaqamah, suangai asam sicincin kab padang pariaaman, awal masuk disan ada sedikit rasa malu dan gengsi yang bergejelak, kenapa tidak, bias berkumpul dengan kawan-kawwan mahasis, dan pada saat itu belajar dengan aak SD pada kelas 5, dan ketika tu saya ada empat erang dan saya yang paling besar ketika itu. Sayan merasa ini adalah proses pembelajaran yang harus diterima untuk dengaat lapang hati, walu bagi manapun ada rasa bosan ,gengsi dan merasa pintar disaat itu,

Pembelajarang yang unik yang pernah saya alami, krtika itu saya diberi buku tiga buah untuk  menjadi pelajaran awal di sana, buku tersebut belum pernah saya liahat dan baca selama ni, bukunya bernama pertama kailai, muktasar dan fekah, sedangkan muktasar membahas tentang nahu dan kailani membahas syaraf, sedangngkan fekah menbahas tentang hukum fikiya ng dipedomani dari imam syafi’I,

Memang sulit utntuk dipelajari jika kita tdak memiliki guru yang membmbing, arna pemaknaanya pun tidak bsa diterjemahkan dengan hanya menggunakan kamus bahasa arab, melainkan guru yang membimbing, setaahitu ada kitab tafsir yang bermerk tafsir jailani, kitb tafsir ini begitu rumit dan susah untuk dimengerti, maklum lah ksaya berbasick disiplin ilmu ekonomi, sedangkan yang dibahas disna (pesantren) kiab-kitab yang tidak pernah ysaya pelajari eama ini,

Pembelajaran yang memang dibutuhan tekat dan kuat serta kekuatan fisik yang mempui, betappa tdak, rutinaits yang  begitu banyak, selain kuliah, pesantren dan organisasi, kita tinggalkan dulu masalh kuliah, sekarang kita bahas tentang kuliah yang telaj mmasu pada posisi kadaruasa, banyak teman yang tela wsudan dan muai meninggalkan diri yang sedang belajar, kuliah yang elum pasti kapan akan ditamatkan atau diwisuda, anamun masih terkanjal pada nlai-nilai yang masih tersendat denga nilai-nilai yang belum terseaesaikan, ada yang mendapat E dan D, dan tidak pernah mendaptkan nilai A, sungguh miris naun, sya tidak merasa rugi, karena apa? Pertama rutinitas yang saya lakukan begitu banyak dan menggda membuat saya tertantang untuk mebuktikan bahwa bisa melakukan hal yang luar bias adibandingan para mahasiswa yang yang katanya koumlode  yag selama ini mereka banggakan.

Jikapun telat kuliah atau lama diwisuda saya berpikir bahwa kan lebi baik dari mreka yang merasa telah matang dan pintar dengan nilai IPK diatas 3, sedikit melihat histori kuliah pada awal tahun, setelah sya tamat kuliah saya mauk ke kampus UNiversitas bunf hatta padang, saya berpikir etika itu bahwa ampus ini akan membesarkan saa, dansaya akan bsa berprose didalamnyan,

1 bulan berlalu, kuliah um dijalankan, banyak meiliki pertemanan dan pergaulan-pergaulan yang yang belum begitu jelas, bulan terus berjln, dan teryata, godaan nya pun mengikat, karena saya terberangkap deng prlaku-perilaku SMA ketika dulu, yang hanya berfoya-foya, dan akibatnya nilaipun sngat merosot, pergaulan tdak begitu baik, tempat berkumpul pun tidak sehat, untuk diketahui, dalam awal-awal kuliah saya tersendat di warung-warung depan kampu yang mahasiswa mengatakan barak, disana banya terjadi atu kegiatan yang meamng sangat merusak mahasiswa dikala itu.

Terus berjalan nya waktu kegelisahaan dan keterbukaan hati ingin berubah semakin bergejolak, ingin rasnya meninggalakan dunia hura-hura, disaat ada kengina  terseut masuk lah ke organisasim dan itu awal cikal bakalnya membuka ranah berpikir dan kedewasaan yang benar-benar diharapkan.

Berorganisasi dan kuliah dan kumpul-kumpul dengan teman-teman menjadi rutinitas sehari-hari, trus bergerak, atif dan masuklah ke organissi eksernal yaitu HMI, awal masuk pun memiliki cerita yang unk, ketika orang mencoba utuk mendaftar masuk, dan ketika itu telat mendaftar, malang nian…

Namun tidak menyurutkan semangat untuk masuk dan mendaftarkan diri kembali untuk kedua kaliya, dan untuk yang kedua kalinya pula kesempatan tidak berpihak, pendaftaran tersebut telah tertutup, dan akhirnya pun pulang dengan harapan yang tidak begitu mengecewakan, kareana apa? Dikala itu semangat untuk berorganisasi sedang tinggi-tinggnya.

Keesokan harinya kuliahpun dimulai seperti biasa, rutinatas pun seperti biasa, kuliah dan berorganisasi,

Ketika kuliah banyak terjadi yang aneh-aneh, ketika kuliah sering kontra dan berdebat bersama teman-teman bahkan dosen sekalipun, hari berhari terus berjalan, kembali pada mata kuliah yang banya gagal akibat tida bisa mengatu waktu yang ada, semua bentrok dan tidak karuan, nah itu yang salah satu yang mebuat saya belum selesai  menjalani ya.

Itu ketika kulaiah dan, sekarang sya arah ken ke pembahasan ketika SMA, dan akan sya mulai pada kelas satu ketika kelas SMA saya sekolah di kampong MA (madratsah tsanawiah) dinasa mulai masuk hanya da keangkuhan dan keglamoran yang menjadi kebiasaan, pada seketika sekolah , sangat menarik dan menyenangakn disaat berkumpul bersama teman sejawat yang telah lama tertinggalkan di kampong, yang mana setelah tamat SD langsung pindah ke padang panjang disana sekolah perguruan thawalib putra padang panjang, disaat sekolah awal sekolah, begitu menyedihan ketika orangan tua talah mengantarkan dan tinggalah sendiri bersama-sama teman yang belum di kenal,sendiri namun itu haya sebentar dan sesaat, sebulan setelah itu keakraban itu terus inten, kesendirian dan kegelisahan di tinggal orang tua juga tidak terasa, keasian pun mulai terasa, dan ketika itu ada sedikit tidak mengasikkan disaat peraturan-peraturan yang memberat kan sebagai contoh adanya hukuman-hukuman jika melakukan dan berbahasa daerah di asrama, asra saya wktu itu c13 dan memiki ketua kamar yang bernama ilyas, tapi wakilnya tidak begitu ingt lagi sapa namanya, asaya memilki teman sekamar sebanyak 12 orang, yang pertama fauzul hadi, hapiz, jeri, dan Muhammad ahmed, dab yang yainnya tidak begitu ingant, selai itu keika makan diasrama sangatlah tidak begitu enak, makannya terbatas, antri dan sambalnya juga tidak begitu enak, bahkan ad yang mendapatkan ulat diwaktu makan, dan ulat itu ada di salah satu sayuran yang telah di disediakan dan ladapun tidak begtu pedas, setelah makan , piring dibersihkan lagi adan dicuci dan disimpan dibawah  dipan, yang uniknya ketika malam hari disambut dengan pbelajar bersama dengan teman-teman sekamar, memag begitu adanya jika paberada di asrama  dengan keadaan siswa yang berumur kecil ,lusuh dan tidak tau menahu tentan apa-apa , semuanya hanya lah jhala baru yang diperoleh di padang panjang, dan sebagi seorang santari yng bias-bias saja.

Ketika kelas dua, sayn tingggal diluar dan saya setidak lagi tnggal di asrama seperti pada kelas satu, dan diasaat itu banyak elajaran yang dapat didisana yang aman seperti pelajaran bahasa arab, bahasa Indonesia, qur’an hadits, dan banyak , keti pagi jam 5 pasubuh semua santri harus terjaga dan melakukan shlat subuh, dan setlah itu mandi, makan nasi danu mengasikkan apa yang terjadiapa yang  pergi sekolah, kebrsamaan  yang melekat memberikan suatu hal ayang menari dan mrlaksakannya menjadi apa-apa yang diinginkan bersama teman-teman yang ada, berawal yang pengelola dir agar menjadi yang terbaik nantinya, melainkan tu kita merupakan sesuatu yang terbaik,

Indonesi merupankan Negara yang dengan berjuta pulau, sehingga menjadi Negara yang bsar Negara yang di segan keti kadahulu, namun sekarng yang terjadi tidak begitu baik dan menjadi sesuatu Negara yang tingkat korupsi yang tertinggi, sehingga nanti mengakibatkan apaya yang terjad kedepannya, baru-baru ini yang terjadi adalah keidak setaan apa yang terjadi dengan apaang diharapkan orlh pedndiri bangsa ii, selain itu pada dasarnya seorang pemimpin harus memiliki nilai –nilai yang ada diri seseorang yang antinya dapat mentransformasikan terhadap orang lain dan anggota, selain itu banyak yang memilki apa yang terjadi dan mengatuhi startegi yang terjadi, dengan yang akan datang dengan apa yang ter jadi yang di masakan, selain itu anganggota komisariat harus bisa menjadi apa yangdilakikakn mereka dan kita saling berkomitmen untuk mewujudkan HMI komisariat proklamator menjad komisariat yang terbaik serta contoh dari komisariat-komisariat lain, mengapa demikina jika kta tidak biad mengeutarakan apa yang kita harap kan makatadak adapat kit a manfaat kan , selain itu kita harus bsa melakukan apa yang bsa kta kerjaka,

Kesulidan;,berhubung dengan kenyataan apa yang  terjadi dan kekuatan hubungan komunikas apa yang terjadi sehingga apa yang menjadi yang kita, kepala saya sudah pusing, dan menguatkan apa yang terjadi, pada dasarnya ....(bersambung) part 2

Komunitas Cinta Menulis HMI Komisariat Proklamator Universitas Bung Hatta Padang

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun