Mohon tunggu...
muhammad nurul
muhammad nurul Mohon Tunggu... Guru - Penulis Baru

Instruktur di Balai Latihan Kerja Pasaman Barat - Senang bermain dengan kata, semoga apa yang diketik bisa membawa manfaat untuk sesama. Insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelaah Batas Usia untuk Guru Penggerak: Antara Urgensi dan Fleksibilitas

20 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 20 Februari 2024   06:15 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri diolah via canva

Menelaah Batas Usia untuk Guru Penggerak: Antara Urgensi dan Fleksibilitas

Guru Penggerak, program inovatif Kemendikbudristek, membuka peluang bagi guru-guru inspiratif untuk memimpin dan menginovasi pendidikan di Indonesia. Namun, di balik program ini muncul pertanyaan menarik: apakah perlu ada batas usia bagi guru yang ingin menjadi Guru Penggerak?

Argumen Mendukung Batas Usia:

  • Energi dan Stamina: Guru Penggerak diharapkan memiliki energi dan stamina tinggi untuk menjalankan tugasnya yang kompleks dan demanding. Batas usia dapat membantu memastikan guru memiliki fisik yang prima untuk menjalankan tugasnya.
  • Pengalaman dan Kematangan: Guru yang lebih tua umumnya memiliki lebih banyak pengalaman mengajar dan kematangan dalam menangani berbagai situasi di kelas. Hal ini dapat menjadi keuntungan dalam menjalankan program Guru Penggerak.
  • Pengembangan Karir Jangka Panjang: Batas usia dapat membantu guru merencanakan karir jangka panjangnya. Guru yang lebih muda memiliki waktu yang lebih lama untuk berkembang dan berkontribusi dalam program Guru Penggerak.

Argumen Melawan Batas Usia:

  • Fleksibilitas dan Kesempatan: Membatasi usia dapat mengeliminasi guru-guru potensial yang masih memiliki semangat dan dedikasi tinggi meskipun usianya lebih tua. Batasan usia dapat dianggap diskriminatif dan menghambat kesempatan guru-guru tersebut untuk berkontribusi.
  • Keterampilan dan Kemampuan: Kemampuan dan keterampilan mengajar tidak selalu bergantung pada usia. Guru yang lebih tua mungkin memiliki teknik mengajar yang sudah mapan, sedangkan guru yang lebih muda mungkin lebih adaptif terhadap teknologi dan tren pendidikan terbaru.
  • Motivasi dan Dedikasi: Motivasi dan dedikasi merupakan faktor kunci dalam kesuksesan Guru Penggerak. Guru yang memiliki passion dan tekad kuat untuk memajukan pendidikan, regardless of age, should be given the opportunity to participate.

Solusi:

  • Penilaian Berbasis Kompetensi: Alih-alih menggunakan batas usia, seleksi Guru Penggerak dapat dilakukan berdasarkan penilaian kompetensi yang komprehensif. Penilaian ini dapat mengukur pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mengajar, serta motivasi dan dedikasi calon Guru Penggerak.
  • Program Pendampingan: Bagi guru yang usianya lebih tua, program pendampingan dapat disediakan untuk membantu mereka beradaptasi dengan tuntutan program Guru Penggerak. Program ini dapat mencakup pelatihan, mentoring, dan support system yang dibutuhkan.

Kesimpulan:

Batas usia untuk Guru Penggerak memiliki argumen positif dan negatif. Penting untuk menemukan solusi yang seimbang antara urgensi memiliki Guru Penggerak yang energik dan berpengalaman dengan fleksibilitas dan kesempatan bagi guru-guru potensial di semua usia. Penilaian berbasis kompetensi dan program pendampingan dapat menjadi solusi untuk memastikan program Guru Penggerak dapat menjangkau dan memberdayakan guru-guru terbaik di Indonesia.

Semoga memberi manfaat. Ditulis di Pasaman Barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun