Mohon tunggu...
Mousepad Arie
Mousepad Arie Mohon Tunggu... -

anak manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gigit Jari Gara-gara Tunjangan Sertifikasi Ga Jadi Turun (Lagi)

28 Oktober 2013   20:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata ini cuma terbuka sedikit waktu istri-ku minta aku bangun pagi tadi. Sambil bersih-bersih kamar mulutnya ga mau berhenti berkicau soal tunjangan sertifikasinya yang belum juga menghiasi lembar buku tabungannya. "Parah ya pap, masa sertifikasi aku belum turun-turun juga sih, padahal ini udah mau masuk triwulan lho." ujar istriku dengan semangat yang berapi-api. Iseng iseng aku coba buka sekali lagi halaman website P2TK Kemendiknas, halaman web yang biasa dibuka istriku kalo dia mau dapet kabar baik dari kementerian soal sertifikasi guru honorer se-Indonesia.

Dengan sikap yang biasa aja, aku berucap kepada istriku "Ma, ini sertifikasi kamu udah turun tuh, ada 9 juta". Setengah tidak percaya dia coba intip laman komputer yang sedang q buka. Dengan wajah yang sumringah dan tangan bertengadah istriku berucap " Alhamdulillah pa, akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga, nanti siang kita ambil ya pap". dan dengan sedikit anggukan aku mengiyakan ajakan istriku tercinta.

Selepas  shalat dzuhur aku dan istriku segera berangkat menuju Bank rujukan yang kebetulan dekat dengan sekolah tempat istriku mengajar, bank yang kata orang saham mayoritasnya dimiliki oleh Pemda Prov Jawa Barat.

Sampai di meja costumer service, istriku langsung memberikan buku tabungan miliknya untuk di print out petugas bank tersebut. Namun alangkah kecewanya istriku ketika melihat saldo tabungan di bukunya ga berubah, masih sama seperti hari kemarin, Rp. 273.000.-  yang berarti ga ada tambahan dari uang sertifikasinya.

Saat ditanya apanya yang salah, petugas CS bank tersebut hanya bisa menggeleng dan berucap "Maaf Ibu, untuk lebih jelasnya bisa di tanyakan lansung ke Dinas Pendidikan kota".

Saat itu terlintas dalam benakku tentang artikel di harian Kompas yang aku baca beberapa hari lalu, yang kalo tidak salah judulnya kira-kira " Rp. 10 Trilyun Dana Sertifikasi Guru Daerah Terbengkalai Tak Bertuan", isinya saling bantah antara Bpk.M.Nuh sebagai menteri Pendidikan dan Para Kepala Daerah soal dana tunjangan sertifikas guru daerah yang tidak juga di turunkan, yang ternyata dampaknya sampai juga kepada istriku tercinta.

Untuk mengurangi kegalauan hati istriku, langsung aku ajak dia ke kantor cabang utama bank rujukan tersebut, maksudnya biar bisa dapet informasi yang lebih menyenangkan selain sedikit anggukan dan permohonan maaf, sambil berharap semoga kesalahan ada pada system bank dan bukan pada mata kami berdua.

Sesampainya di kantor cabang utama bank rujukan tersebut, kami berdua langsung bergegas mendatangi meja petugas Costumer Service untuk meminta penjelasan akan kesimpangsiuran yang kami alami.

"Maaf Ibu, Pak Toni yang biasa mengurusi sertifikasi guru sedang istirahat, mungkin bapak dan ibu bisa menunggu ?" kata petugas itu. Selintas aku melihat raut kekecewaan terlukis diwajah istriku. Wajah seorang guru honorer yang berharap dedikasinya selama ini bisa mendapat penghargaan dari pemerintah, walaupun harus menunggu sekian tahun untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi yang di harap-harapkan. Itu pun setelah ngelewatin banyak tahapan-tahapan yang untuk orang awam kaya aku sepertinya ga penting dan ga ada hubungannya dengan penilaian sertifikasi guru.

Setelah setengah jam berlalu, orang yang kami tunggu-tunggu akhirnya dateng juga. Setelah berbasa-basi sebentar, Pak Toni memberi penjelasan yang sungguh di luar dugaan saya.

"Maaf ibu, kalo untuk non pegawai negeri memang dananya belum turun. Kalo ibu lihat di internet dananya udah cair, mungkin dari pemerintah memang sudah cair, tapi ga langsung masuk ke kita, tapi masuk dulu ke bank yang di tunjuk pemerintah, yaitu Bank BRI dan Bank Mandiri." ucap pak Toni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun