Ahhh...terlalu banyak yang ingin aku ceritakan padamu
Aku rasa tidak perlu pakai kalimat pembuka atas surat ku ini
Karena memang tidak ada formalitas dan pembatas diantara kita dari dulu,
Kau bebas bercerita apa saja padaku, begitu juga aku
tanpa ada formalitas tanpa ada pembuka dan penutup
karena memang kisah kita tak ada yang membukanya
Dan sampai kini pun ku tak ingin menutupnya
Kan selalu ku bawa dan kuceritakan pada orang-orang
Pun pada anak-anakku kelak
Bahwa mereka punya paman yang hebat
Mereka punya paman yang luar biasa
Aku harus memulai dari mana ya??
Kini yang ada diantara kisah kita bertiga hanyalah aku dan si boneng
Tapi julukan-julukan itu sudah tak terdengar lagi
Hihihi...lucu juga kalau seandainya masih ada julukan itu
Pasti anak-anak si boneng akan tertawa
Yaaa....si boneng telah punya anak
Dia telah berkeluarga
Ternyata dia bisa jadi ayah yang baik
Dia bisa menjadi kepala keluarga yang baik , semoga saja dia bisa menjadi imam yang baik pula bagi istri dan anak-anaknya
Seperti ayah dulu,,,
Apakah kau masih ingat?
Kita dulu sering shalat berjemaah
Ayah menjadi imam
Ibu dan kita bertiga menjadi makmum
Ahh..aku rindu saat itu walaupun mungkin bacaan shalat kita masih tidak benar dan banyak salah
Tapi kita tetap bersemangat untuk shalat berjamaah
karena Ayah dan Ibu selalu menghidupkan rumah kita dengan nuansa iman
Aku juga ingat bagaimana dulu Kau dan si boneng belajar mengaji dirumah
Kalian dimarahi oleh guru ngaji karena kalian selalu bergurau pada saat mengaji
Aku tak ingat entah berapa tahun umurku saat itu
Yang jelas Ibu belum mewajibkan aku untuk belajar mengaji
Lucu sekali...setelah kalian dimarahi oleh ayah karena guru ngaji kalian mengadu pada ayah
Aku memang belum mengerti
Tapi peristiwa itu masih terekam oleh memori-memori masa kecilku
Lalu,apakah kau masih ingat juga??
Pada saat menjelang terima rapor kita selalu berperang mulut tentang siapa yang rangkingnya paling tinggi diantara kita
Hahahaha....
Semua kita selalu peringkat 10 besar
kita semua anak yang cerdas bukan??
karena kita terlahir dari orang tua yang hebat pula
hmmm....Begitu banyak yang ingin aku ceritakan padamu
Tentang pengalaman-pengalaman hidupku setelah kau tak ada
Aku tak ingin berbagi cerita sedih
Aku hanya ingin berbagi cerita gembira dan hikmah-hikmah dalam perjalanan hidupku
Dulu, aku masih ingat saat terakhir aku melihatmu dan kita saling bercerita sampai hampir larut malam
Kita bercerita di depan TV
Sampai-sampai ibu dan ayah memarahi kita
Hahaha...
Entahlah mungkin sudah feeling kita berdua karena itulah saat terakhir aku bertemu kau dan begitu juga denganmu
Karena esoknya aku harus berangkat menyebrang pulau dari tempat kau berada
Setelah itu hanya melalui telepon kita saling berbagi
Saling bercerita tentang pengalaman hidup masing-masing
Sampai suatu ketika di pagi subuh aku mendengar kabar bahwa kau telah pergi
Pergi meninggalkanku dan si boneng untuk selamanya...
Hey!!!
Bukankah aku sudah berjanji padamu untuk tidak bercerita hal sedih??
Baiklah...kita cerita hal lain saja...
Banyak hal baru yang aku temui setelah kau pergi
Aku masih ingat dulu bagaimana kau mewanti-wanti diriku bahwa hati-hati dalam memilih "pacar"
Jangan sembarangan
hahaha...
Aku sempat berkenalan dengan beberapa orang laki-laki
hmmmm...aku tahu kau begitu mengkhawatirkanku untuk masalah ini
Tapi,tenang saja aku bisa menjaga diriku
Sekarang, di usiaku yang sekarang
Aku punya prinsip sendiri bagaimana mencari pasangan hidup
Tentu kau masih ingat tentang diskusi-diskusi kita dulu
Kau sepakat denganku agar tak usah pacaran
hahaha...
Hmmm...tenang saja sekarang aku mulai mengerti
Apa yang aku cari dan apa yang aku mau
Semoga Tuhan pun memberi petunjuk padaku
Oya,,, Aku masih ingat dulu bagaimana banyak sekali perempuan-perempuan yang mencarimu
Mereka menelponmu
Dan aku selalu kau jadikan orang yang menggantikan dirimuuntuk menerima telepon mereka
Dengan sedikit berbohong aku katakan pada mereka bahwa kau tidak ada
Padahal kau tertawa cekikikan di sampingku
Dan kau juga dulu selalu marah jika ada teman laki-lakiku menelpon
Kau akan berdiri disampingku ketika aku berbicara ditelpon dengan matamu yang kau belalakkan padaku
Aku tahu semua itu semata-mata kau ingin menjagaku
Karena aku adalah adik kesayanganmu
Ya....aku adalah adik kesayanganmu
karena kau selalu khawatir denganku
Kau selalu menyemangatiku
apalagi ketika aku gamang dengan cita-citaku
Kau mendukungku
Hingga akhirnya aku berpindah-pindah kuliah
Tapi tenang saja
Sekarang aku tidak pindah-pindah kuliah lagi
Aku sudah menemukan jalan dari apa yang aku dan kau cita-citakan
Ya, aku tau...kau pun menginginkan aku memilih jalan ini
Kau menjadi salah satu penyemangatku dalam menapaki jalan cita-cita ini
Aku ingin kau pun bangga padaku
Apa lagi ya yang harus ku ceritakan padamu??ahh terlalu banyak
oya, Ayah pun telah pergi
4 tahun setelah kau pergi
Dan sekarang ketika lebaran tiba hanya ada aku, si boneng dan Ibu
Oya, ada juga istri dan anak-anak si boneng
Kami mencoba kembali merangkai kebahagian-kebahagian yang dulu pernah ada
Sama seperti saat kau dan ayah masih ada
Sudah aku katakan tadi
Kami tidak mau bersedih
Kami tetap tersenyum dan tertawa
Sama seperti tawa kita ketika kita kecil dulu
Aku juga sering menyebut namamu dan ayah didalam doa-doaku
Aku pun ingin kau beserta ayah bahagia di tempat kalian sekarang
Sudah dulu ya si kaliang sayang...
Aku akan merindukanmu selalu...
Dan aku akan selalu menyebut namamu dalam doa-doaku
Berharap Tuhan mendengar doa-doaku untukmu
Peluk sayang dari adikmu mu yang manja Si ompong....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI