Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu...

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syair Sang Pendosa

30 Juli 2011   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:15 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bulan sabit muncul diantara hiruk dan pikuknya gumpalan awan
gemintang masih genit menyapa di kegelapan malam
suara-suara lantunan senandung hati memenuhi telinga-telinga batin seantero jagad raya
diantara mulut-mulut yang beraroma kasturi yang wajahnya bercahaya

duhay kekasih insani
duhay pujaan si hati
duhay sang pemilik berbagai macam keelokan
setiap hela nafasku dalam genggaman cinta kasihmu

detik waktu membawaku larut bersama intuisi semestamu
menyetubuhi setiap harapku tuk sebuah ridho darimu
melemparkan setiap keburukan sikap dan prasangka dari was-was kedalam api neraka
agar ramadhan dapat menempa keelokan jiwa

*****
achh...

aku hanyalah seorang pendosa penuh sandiwara
rasaku senantiasa kotori pakaianku
badanku penuh kurap-kurap duniawi
yang melarutkan menuju ke alam mimpi yang hanya ilusi

sayap-sayap kecilku hampir tak kokoh
terluka ditikam ria
tak sanggup berkepak-kepak bersama peri-peri di padang rumput nan hijau
karenaku telah jatuh dan terluka di bawah rindangnya arra

oohh...ramadhan
kucoba mencopot pakaian-pakain setan yang takaruan
mendarah daging membentuku laksana kotoran
meraih tawadhu dan meremuk redamkan segala kesombongan

kedua mataku sempat buta
dan telingaku teramat tulinya
namun kedua tanganku masih ingin membelai lembut wajah kasihnya
lewat haus lapar dan segala bisik tentang aneka nikmatnya rasa

ramadhan
hawamu sejukan pori-pori batinku
menaba segala kecacatan moralku sebagai manusia
menuju kembali sebagai arti dari seorang manusia seutuhnya

===============
Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, semoga kemanusian kita kembali dalam keridhoan

salam

bvb

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun