Engkau telah mengorbankan jiwa dan ragamu demi menyekolahkan kami anak-anakmu.
Tak kan pernah pupus dalam ingatanku, tak kan terhapus dari memoriku betapa engkau begitu gigih berjuang menghadapi kesulitan hidup kala itu.
Sering kudapati engkau bersimpuh di atas  sajadah di penghujung malam.
Ayah...
Engkau melatihku berpikir kritis dengan dengan cara menantang berdiskusi tentang berbagai permasalahan yang mengemuka.
Engkau mengajarkan cara beretorika, juga memilih diksi dalam berkomunikasi.
Engkau adalah sahabat terbaik tempat mencurahkan isi hati.
Engkau orang tua terbaik yang telah menunjukkan jalan untuk menemukan mutiara ilmu yang dapat mengantarkanku memahami makna dan hakikat kehidupan ini.
Engkau orang pertama yang mengajariku melangkah menapaki kehidupan ini.
Meski terpisah oleh ruang dan waktu, namun engkau selalu hadir bahkan tetap hidup di dalam sanubariku.
Memilikimu adalah anugerah terindah dalam hidupku.