Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pak Dokter, Bersungguhlah Melayani...

13 Juni 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:02 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore tadi saya membezuk ibu teman saya yang sedang opname di rumah sakit daerah. Ibu yang sudah berumur 70 tahun ini dalam kondisi kritis karena mengidap infekesi paru-paru dan peyempitan jantung. Ibu ini menempati kamar VIP yang tentu saja biayanya pasti lebih mahal dari kamar pasien umum.

Sambil bersila di depan kamar pasien, teman saya bercerita tentang buruknya pelayanan rumah sakit daerah. Ibunya yang check in malam hari, baru ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam esoknya. Itu pun jam 11.00 . Praktis dari malam hingga siang, ibu ini hanya dipasangi infus oleh perawat. Pada hal ibu teman saya ini sudah kritis. Nafas tersengal-sengal. Malah waktu itu keluarga sudah pasrah.

Sehabis dilayani oleh dokter, teman saya complain sama direktur rumah sakit yang memang ia kenal. Mungkin karena ditegur direkturnya, keesokannya lagi, dokter ini datang pagi-pagi sekali. Dokter ini juga minta maaf sama teman saya akibat keterlambatannya di hari kemarinnya.

Inilah realitas sebagian dokter, baru bekerja sungguh-sungguh ketika ada complain. Bayangkan kalau teman saya ini tidak complain mungkin pelayanan dokter ini tetap setengah hati. Kebetulan teman saya ini sangat luas pergaulannya karena posisinya sebagai ketua salah satu ormas keagamaan terbesar di sumenep.

Kami tahu, dokter yang menangani ibu teman saya ini memang punya klinik pribadi husus penyakit dalam. Kliniknya sangat luas dengan kamar-kamar yang berderet membantuk huruf “U”. Klinik dokter ini lumayan rame. Saya tahu karena saya pernah ke kliniknya, ketika saudara istri saya ada yang dirawat di situ. Tentu saja biayanya sangat mahal untuk ukuran di daerah saya. Mungkin saja, keterlambatan melayani pasien di rumah sakit karena ia harus melayani pasien di kliniknya. Maklum, klinik sendiri pasti akan lebih diutamakan ketimbang rumah sakit umum.

Bincang-bincang kami akhirnya sampai pada persoalan dokter dan rumah sakit dalam melayani orang miskin yang menggunakan jamkesmas. Melihat yang bayar lumayan mahal saja seperti ini, apalagi pelayanan terhadap warga miskin pasti lebih setengah hati.

Saya hanya bisa berseru, pak dokter berikanlah pelayanan sungguh-sungguh. Kepada siapa pun tanpa pandang bulu. Jangan karena miskin, kemudian didiskriminasi. Ingat pak dokter, kesehatan adalah hak semua warga. Tanpa terkecuali.

Matorsakalangkong

Sumenep, 13 juni 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun