ufuk mengusung awanan mendung
berembus angin kabarkan ingin
membawa dingin pekat mengungkung
dan gelap menyekap segenap lingkung
duduk termenung dengan pandang menggantung
seorang pemuda berkaos biru
hampir tiga puluh tahun: begitu kata terka tiada tentu
wajah murung dan ada gundah di sudut mata yang cekung
tak tahu apa terkandung
di mata pena yang sedianya menggores kata tiada terhitung
terayun alun langkah jemari siratkan bingung
yang seakan tiada pernah tahu di mana akan berujung
begitu, dari Jalan Hibrida 10
coba kutulis sebuah kisah
di meja kerja di antara tumpuk berkas menggunung
entah bila bersambung
Bengkulu, 14 Maret 2015