Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ramang, Anwar Harap Jadi Pelanjut (34)

9 Mei 2021   11:51 Diperbarui: 9 Mei 2021   12:01 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anwar Ramang (kiri) ketika menerima kunjungan Menpora Roy Surya di kediamannya  beberapa tahun lalu. (Foto:MDA)

Jika dilihat rekam jejak keikutsertaannya di dalam tim PSM atau pun nasional, sebenarnya putra Ramang inilah yang digadang-gadang mewarisi ayahnya. Selain dekat dengan sang ayah, Anwar juga kerap diikutkan ayahnya ke beberapa daerah. Anwar ketika usia remaja terbiasa menyaksikan ayahnya berlaga dari pinggir lapangan.

Saat usianya merangkak memasuki remaja tanggung, bersama Ronny Pattinasarani dan Yopie Lumoindong, dia sering menjadi anak gawang. Biasalah, sebelum tim PSM turun, anak-anak gawang inilah yang 'menguasai' lapangan. Hanya mereka tahu diri. Begitu tim yang akan bertanding, mereka langsung minggir tanpa diusir panitia pertandingan.

Pada usia belasan tahun, Anwar dan Rauf malah pernah diajak ayahnya memperkuat kesebelasan PSAD. Ketika itu tim yang dibina TNI AD ini melawat ke Banjarmasin. 

Di dalam tim ini ayah dan dua anak ini ikut bermain. Ini juga dibenarkan Keng Wie (Budi Widjaja) yang juga ikut dalam lawatan tersebut. Hampir dapat dikatakan, PSAD yang ke Banjarmasin ini tidak ubahnya tim PSM All Star 'gado-gado'. Ada pemain tua, dan juga pemain muda. Maka, tak heran, kesebelasan yang dihadapi PSAD di Banjarmasin tidak banyak berkutik. Bahkan, PSAD bagaikan menghadapi kesebelasan anak bawang.

Prestasi Anwar, termasuk salah satu dari tim junior PSSI ke Manila pada tahun 1970. Pada saat itulah, kesebelasan nasional didominasi oleh sembilan orang pemain PSM. Donny Pattinasarany dalam pembicaraan singkat melalui telepon 18 Juni 2010 membenarkan data ini, karena kakaknya, Ronny Pattinasarani, almarhum, juga termasuk di antaranya. 

Selain Anwar dan Ronny, juga terdapat Saleh Bahang (penjaga gawang), Gaffar Hamzah, Andi Lala, Anwar Hadi, Karno Wahid, dan Mustafa. Prestasi tim junior lumayan juga. Meski kalah atas Birma 0-1 di final, tetapi kekalahan ini merupakan revance atas kekalahan Birma di babak pool, saat ditekuk PSSI 1-0.

Menurut Yopie Lumoindong, pasca trio Suwardi, Ramang, dan Noorsalam, sebenarnya PSM juga memiliki trio pada tim di belakang kesenelasan para pemain legendaris tersebut, yakni ketika PSM diperkuat Anwar dan kawan-kawan. Trio di tim ini adalah Ronny Pattinasarani, Anwar Ramang, dan Gaffar Hamzah. Hanya, mereka tidak cocok. Mereka itu kayak air dan minyak. Tidak bisa menyatu.

''Mereka sebenarnya replika dari trio Ramang, Suwardi, dan Noorsalam,'' kata Yopie.

Anwar yang lahir tahun 1949 memiliki speed dan power. Daya tembaknya pun keras. Ronny adalah pemain stilis.Dia laksana Suwardi Arlan, bisa menarik beberapa pemain lawan, hingga memberi ruang kepada Anwar dan Gaffar beraksi. Gaffar Hamzah sendiri memiliki passing bagus. Juga pengeksekusi bola yang baik. 

Dalam berbagai rekaman statistik hasil pertandingan, kaki Gaffar memang tidak sesubur Anwar dalam urusan menggetarkan jala lawan. Tetapi satu prestasi paling hebat diukir Gaffar adalah ketika menjebol gawang Perseba Bangkalan pada menit pertama dari kemenangan 3-1 PSM di Kejuaraan Nasional PSSI 9 Januari 1978 di Stadion Siliwangi Bandung.

Sebagai striker, Anwar termasuk pemain produktif yang haus menghasilkan gol. Ketika PSM kalah 1-4 atas Persebaya pada putaran pertama 5 November 1978,  Dalam pertandingan kedua 15 November pada tahun yang sama, Anwar mencetak satu gol semata wayang ketika kalah 1-4 atas Persebaya saat Kejuaraan Nasional PSSI. Namun pada tanggal 13 Januari 1979, saat PSM kembali menjajal Persebaya, Anwar dengan golnya pada menit ke-56 ikut menyumbang kemenangan 2-1 timnya atas kesebelasan dari Kota Buaya itu.

Yang paling heboh adalah ketika Kejurnas PSSI yang berlangsung 5 s.d. 28 Januari 1978, sebelum pelaksanaan kejuaraan perserikatan. PSM membantai Persisum Sumbawa 7-0 pada tanggal 5 Januari 1978, Anwar memborong 4 gol masing-masing pada menit ke-15, 25, 78, dan 80. Abdi Tunggal menyumbangkan 2 gol (43,74) dan Dullah Rahim mengukir satu gol. Penampilan 'tidak manusiawi' PSM ini benar-benar mempertontonkan keperkasaan tim Ayam Jantan dari Timur tersebut.

Anwar juga mencetak hattrick ketika PSM kembali membantau PSKB 6-0 pada tanggal 14 Januari. Tiga gol lainnya diborong oleh Syamsuddin Umar. Pada pertandingan pool F, Anwar juga menyumbang 1 gol bagi kemenangan 2-1 PSM atas PSMS pada tanggal 17 Januari 1978 yang diciptakan pada saat injury time.

Empat hari berikutnya, saat melawan PSBI Blitar, Anwar kembali menyumbangkan satu gol untuk kemenangan 8-1 PSM, pada menit ke-17. Gol pertama dibuka Dullah Rahim pada menit ke-6,  Abdi Tunggal menciptakan hattrick pada menit ke-12, 32, dan 40, Yusuf Malle menit ke-21, Pieter Fernandes menit ke-47, dan Syamsuddin Umar pada menit ke-48.

Pada pertandingan semfinal di Gelora Bung Karno, 26 Januari 1978, PSM kalah tipis 0-1 atas Persebaya melalui gol semata wayang Hadi Ismanto ketika pertandingan baru lima menit berjalan. Untuk memperebutkan tempat ketiga, PSM berhadapan dengan PSMS Medan yang bermain imbang 1-1 kemudian kalah 2-4 atas Persija. Ketika pertandingan 2 x 45 menit dan penambahan waktu 2 x 15 menit, kedua kesebelasan tetap berimbang 1-1. Tendangan penalti pun tidak terelakkan. PSM kalah 4-5 atas PSMS .Medan. Kejuaraan Nasional PSSI ini dijuarai Persebaya yang mengalahkan Persija 4-3 dalam pertandingan final di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Anwar memang termasuk pemain yang sebenarnya menerima titisan ayahnya. Salah satu aksi yang disaksikan Abdul Halim A.Gani, salah seorang maniak PSM asal Tanete Bulukumba, adalah kemampuan Anwar 'melanjutkan' bola setengah voli ke gawang lawan. Tendangannya juga keras. Namun, dia agak sulit mengikuti model pelatihan yang pernah dijalani ayahnya. Ya, aneh dan kadang-kadang sulit diikuti para pemain asuhannya, termasuk anaknya sendiri.  (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun