Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ady Setiawan ke Timnas, Obsesi Kusnadi Tertunai

5 Mei 2021   23:33 Diperbarui: 5 Mei 2021   23:43 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Jadi, Kusnadi termasuk pria berdarah bola yang turun dari ayahnya, yang meskipun tidak terlalu cemerlang, namun namanya kerap dikenang karena melahirkan pemain-pemain lapis dari sejumlah klub di Makassar, termasuk Bangau Putra dan PSM.

Bangau Putra, tim yang  dipelihara oleh Pak Kamaluddin didirikan oleh Pak Aminuddin Mahmud, salah seorang pejabat di Kakanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sulsel pada tahun 1970-an. Pak Kamal sendiri memperkuat PSM pada tahun 1950 bersama dengan Noorsalam dan Makmur Chaeruddin.

             Pak Kamal sebelum meninggal 1 Juni 2020, pernah tampil bersama dengan saya dan Keng Wie (Budi Widjaja, pemain PSM yang ikut merebut Piala Soeharto 1974) dalam suatu diskusi bola dan PSM yang diselenggarakan satu kelompok suporter PSM suatu malam di sebuah warung kopi di Jl. Andi Pangeran Petta Rani Makassar.  Semasa hidupnya, dia sudah banyak melahirkan pemain hebat, di antaranya Rohandi Yusuf (almarhum), Karman (putranya) Tony Ho (pernah jadi pelatih PSM), Hanafing (masuk tim nasional), Syamsul Bachri Chaeruddin (beberaoa tahun membela  tim nasional),  Mustafa, Taufik Ris Nyeppo, Burhanuddin. Dia melatih para pemain muda di Karebosi dan baru menjelang magrib menuju rumahnya di Jl. G.Lompobattang yang berjarak sekitar 300 m.

            Jadi kalau Ady bergabung dengan SSB Bangau Putra merupakan pilihan yang tepat karena sekolah sepakbola ini sudah banyak melahirkan pemain hebat.  

            "Kus, saya minta tolong. Titip ponakan saya di sini," kata saya yang sempat menyentakkan dan membuat wajah Kusnadi berubah serius.

            "Siapa, ponakannya Senior?,"  sergapnya segera dengan serius.


            "Itu, Ady., Ady Setiawan, yang tinggi sana," kata saya sembari menunjuk Ady yang sedang "game" bersama teman-temannya.

            "Oh...itu ponakannya Senior?," Kusnadi balik bertanya.

            "Iya, dia satu-satunya pemain sepakbola dari kampung kelahiran saya, Kus. Dia khusus ke Makassar hanya ingin bermain bola,"saya menjelaskan.

            Ady memang pernah saya tawarkan masuk kuliah ke Fakultas Sastra lewat jalur prestasi. Bahkan Dekan Fakultas Sastra Unhas ketika itu, Prof.Drs. Burhanuddin Arafah, M.Hum, Ph.D. sudah saya kontak. Beliau bahkan siap menerima dan menyediakan beasiswa buat Ady.  Tetapi rupanya, pemain dengan tinggi sekitar 175 cm ini lebih memilih bermain bola.

            "Oh..Ady.. Saya lebih baik berhenti jadi pelatih kalau anak ini tidak jadi pemain," kata Kusnadi yang membuat saya kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun