"Pendidikan bermutu tak sekedar pengetahuan, tetapi  menjawab tantangan dengan keterampilan untuk beradaptasi dan berkembang dalam dunia yang terus berubah"
Ketika anak-anak TK, SD sudah mulai bergaul dengan gadget , teknologi terus berevolusi  tak henti,  kita terhentak dengan pelbagai perubahan yang mempengaruhi pendidikan dasar dan menengah.
Apakah kita harus berdiam diri, pasrah? Â Apakah kita membiarkan anak-anak itu tergilas dengan teknologi yang belum dipahaminya , hanya sebagai pengguna tapi tak tidak sebagai subjek yang mampu melawan tantangan zaman ?
Kita akan menengok ke belakang, Â pola pendidikan sebelum adanya teknologi terbaru masa kini, anak dan siswa harus belajar dari guru. Â Materi dari guru berupa hafalan jadi murid hanya bisa menghafal tanpa memahami . Â Fokus pembelajaran pun dari guru kepada murid, bukan murid sebagai pusatnya. Â Â Padahal hal semacam ini sudah tidak lagi relevan dengan tantangan saat ini yang telah berubah total.
Secara kasat mata,kita melihat tantangan teknologi , adanya artificial intelligence (AI), membuat semua siswa gampang bertanya bukan kepada guru tetapi kepada AI. Jawabannya juga langsung dari AI dalam hitungan detik .  Teknologi juga lebih menarik dibandingkan  guru karena teknologi lebih gampang diakses, lebih interaktif dan menarik, lebih pandai.  Begitu mudahnya  dan efisiennya teknologi menopang segala kebutuhan sehari-hari termasuk dalam bidang pendidikan.  Padahal mengintegrasikan AI untuk masa depan perlu memperhatikan keamanan, penggunaan AI yang bertanggung jawab, bias dalam algoritma dan lainnya.   Kita  harus punya siap hadapi tantangan abad 21 yang semuanya bisa dinamis, dilakukan secara virtual atau onsite.
Hadapi Tantangan Pendidikan Abad 21 . Sumber: Â Pribadi , canva.com
Kemajuan teknologi

Dengan adanya revolusi 4.0 Â membuat perubahan cepat dalam teknologi dan pengaruhnya sangat besar dalam semua aspek kehidupan termasuk cara belajar dan mengajar. Â Oleh karena itu Kemendikdasmen sadar bahwa pembelajaran dalam sistem pendidikan harus diubah dan diintegrasikan dalam kurikulum.
Setelah pelantikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, Med, pada 21 Oktober 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto, tugas utama adalah meningkatkan dan memajukan kualitas pendidikan dasar dan menengah (SD,SMP, SMA sederajat) di Indonesia.
Pendidikan yang bermutu bagi semua bukan hanya bagi anak didik yang ada di perkotaan saja, tetapi di seluruh kota maupun di desa-desa di Indonesia. Tak ada lagi yang merasa tertinggal dan tidak berkualitas karena faktor-faktor kelemahan sarana prasarana, guru dan sebagainya. Â
Begitu dicanangkan, Â hal yang paling penting dan mendasar bagaimana caranya mencapai pendidikan bermutu untuk semua dalam konteks dengan kemajuan teknologi. Â Â
Dalam rangka untuk menghadapi tantangan, Â Kemendikdasmen harus melakukan persiapan yang matang . Â Salah satu langkah adalah dengan mengkaji ulang tentang kurikulum yang akan dipakai ajaran 2025/2026. Â Seringkali orang tua sudah pusing duluan, ganti Menteri, pasti ganti kurikulum. Â Pusingnya bukan hanya soal perubahan kurikulum, tapi juga semua buku dan metode yang harus diadopsi oleh anak maupun orang tua.
Ternyata, dugaan orang tua meleset jauh. Â Setelah pengkajian yang sangat ketat dan penuh pertimbangan, Â Kemendikdasmen pun memutuskan untuk tetap menggunakan Kurikulum Merdeka , ada beberapa sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013, masih diperbolehkan dipergunakan, tetapi perlu bertransisi menuju kurikulum Merdeka. Â Â