Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Utang Itu Bukan Aset, Jeratannya Memikat tapi Sulit Melepaskan

12 Juli 2020   16:00 Diperbarui: 13 Juli 2020   13:27 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: busy.org

Begitu tagihan tidak dibayarkan, bahkan anak ini menghilang entah kemana, kami yang jadi korbannya. Diburu oleh bank karena kami dianggap menyembunyikan pengutang yang tak mau bayar.

Hidup dalam kegelapan utang bagaikan orang yang tidur tak nyenyak. 

Bagaimana Kamu Menyikapi Uang?

Utang itu berasal dari keinganan untuk membeli dimana kita tak punya daya beli. Jika utang untuk kebutuhan, kamu harus punya simpanan (emergency fund, misalnya dalam bentuk deposito yang belum bisa dicairkan. Tapi karena kebutuhan mendesak seperti harus operasi, maka kamu bisa gunakan kartu kredit dulu dan saat deposito cari, segera utang itu dibayar tanpa menunggu lagi).

Setiap orang menyikapi uang berbeda-beda. Tetapi apakah kamu masih mempercayai frasa "Uang bukan segalanya. Tetapi segalanya butuh uang". Jika kamu mengatakan ya. Kita perlu memahami secara mendasar.

Ada beberapa contoh dari orang terkemuka seperti Jeff Bezos, di usia yang 16 bekerja di McDonalds dan belajar bagaimana melayani pelanggan.

Dia membuka pelayanan buku dari di garasi rumahnya. Dari sinilah dia mulai bisnis "Amazone" dan jadi orang terkaya di tahun 2002 dengan aset USD 182.6 miliar.

Contoh lain, Kolonel Sanders dalam usia 10 tahun bekerja dan berganti-ganti pekerjaan, juru parkir, tentar, tukang cui. Pada usia ke-62, dia berhasil mendirikan KFC dan menjual resep ke penjuru dunia.

Pola pikir usang vs pola pikir jempolan:

Ketika orang hanya memikirkan uang sebagai satu-satunya alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, hal ini dianggap sebagaipola pikir usang.

Sebaliknya, apabila kita punya pola pikir jempolan untuk bekerja cerdas, keahlian, keterampilan, waktu, ide, inovasi, karya, sikap, kesehatan kemudian menggunakan elemen ini untuk menghasilkan uang dan akhirnya barulah kita bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan ini baru jempilan.

Sederhananya, kita harus mengelola uang yang ada di tangan kita menjadi hal berguna. Saya mengutip dari Nodi Harahap, "Di tangan Pensyukur, uang menjadi pelantas kehidupan adil dan makmur. Di tangan Si Takabur, uang sanggup membuat pemiliknya babak belur.

Pengelola uang yang baik:

Ketika hidup kita tidak lagi diperbudak orang tetapi memastikan uang sebagai media pelantas keinginan dan kebutuhan (Nodi Harahap).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun