Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tradisi Pelepasan Burung yang Memusnahkan Habitat Burung

6 Februari 2020   17:22 Diperbarui: 11 Februari 2020   09:40 2516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seolah melepaskan anak burung di tengah kota adalah sebuah peringatan keras bagi pelepasnya bahwa kita membawa anak burung ini kepada kematian .

Ketika kematian anak burung itu tiba, bagaimana kita bisa berharap besar dengan keberlanjutan dari kehidupan anak burung. Apalagi tradisi ini dilakukan berulang kali setiap tahun. 

Ekologi mengajarkan dan menyadarkan kepada kita bahwa anak burung  itu menggunakan pohon sebagai tempat berlindungnya.

Saat tak ada lagi burung yang datang berlidung di pohon, artinya pohon itu lambat laun pun akan mati karena hama yang dideritanya.

Hilangnya populasi burung pipit merugikan pohon dan pohon mati menimbulkan kerusakan alam.

Akhirnya, hanya satu hal yang dapat jadi bencana bagi manusia yaitu kepunahan ekologi dan rusaknya alam,  penderitaan manusia pun akan bertambah lagi.

Mari kita gunakan akal sehat untuk mengganti tradisi pelepasan burung itu dengan hal yang lebih bermanfaat bagi kepentingan warga yang kekurangan seperti berikut ini:

  • Memberikan dana untuk dibelikan nasi bungkus dan dibagikan kepada mereka yang miskin dan kekurangan gizi.
  • Menyumbang rumah jompo, baik berupa uang tunai atau barang-barang keperluan mereka sehari-hari seperti beras, minyak goreng, susu bubuk, ovaltine, pampers, baju tidur, sandal, dan lain-lainnya.
  • Menyumbang panti asuhan dengan segala kebutuhannya yang begitu besar baik dana tunai maupun kebutuhan sehari-hari seperti beras, susu, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun