Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menemukan Passion Bagaikan Menemukan Berlian

3 April 2019   18:55 Diperbarui: 8 April 2019   16:01 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketapesl Bersama Tesya, Rita & Rene : Dok Pri

"If you don't know what your passion is, realize that one reason for your existence on earth is to find it."
- Oprah Winfrey

Apa benar nih menemukan passion bagaikan menemukan berlian? Apakah bukan terlalu metafora kalimat ini? Seakan-akan sulit banget sih menemukan passion itu. Ada pula yang beranggapan bahwa passion sama dengan hobi.

Sebagian besar orang masih bingung dengan perbedaan antara passion dan hobi. "Tidak ada bedanya!" komentar teman sesama penulis.

Hobi adalah sesuatu yang kita lakukan demi menyenangkan diri kita sendiri. Hanya sebatas itu saja tidak ada embel-embel berikutnya. Sedangkan passion adalah sesuatu yang membuat kita berapi-api atau bersemangat menggebu-gebu untuk melakukannya.

Ada motivasi dasar yang mendorong kita untuk terus melakukan dan melakukan terus menerus. Passion membuat orang yang melakukannya bahagia untuk dirinya sendiri dan juga membahagiakan orang lain.  

Kadang-kadang orang mencampuradukkan passion sebagai pekerjaan. Seorang menganggap saya bekerja sebagai penyanyi karena saya sudah menemukan passion saya. 

Di sini perlu di-explore lebih dalam apakah dia melakukan pekerjaan itu demi karier sebagai penyanyi karena dunia entertainment yang glamour, sangat menjanjikan, atau memang dia anggap menyanyi itu suatu kesenangan untuk menghibur orang lain atau dirinya sendiri.

Passion adalah suatu energi dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu. Passion adalah sesuatu yang kita cintai, kita rasakan dan kita tidak dapat hidup tanpanya. Paling tidak kita akan melihat kelekatan terhadap passion itu dalam kehidupan kita. 

Energi positif yang timbul setiap kali ingin bekerja. Ketika bekerja kita tidak bisa berhenti sebelum selesai. Bahkan orang yang bekerja dengan passion hampir tidak merasakan kejenuhan setiap harinya bekerja dari pagi hingga malam. Tiba-tiba hari sudah berganti malam dan tak ada energi positif yang hilang. 

Bagi mereka yang bekerja tanpa passion akan merasakan perbedaannya karena dengan adanya passion maka Anda akan memperoleh reward dalam karier yang menyertainya.

Jika Anda tidak bahagia dengan pekerjaan Anda, dan terus berkecimpung di tempat yang sama, maka ketidakbahagiaan itu akan membuat diri Anda tidak bisa mengoptimalkan kemampuan Anda.

Hidup dengan passion memiliki makna memiliki kemampuan untuk mengekspresikan pendapat, pemikiran, dan pengakuan Anda tentang cinta kepada hidup Anda. 

Cinta Anda terhadap kehidupan karena Anda memahami bahwa hidup itu dirancang atau direncanakan bukan sekadar mengikuti arus. Mengikuti apa yang jadi passion maka Anda akan menemukan kekuataan Anda.

Dengan passion, Anda mampu bermimpi kemungkinan apa yang terjadi, berani untuk hidup dengan mimpi itu dan berani untuk mencari terus apa yang Anda cintai dan mewujudkannya. Memahami bukan hanya sekedar kemungkinan tetapi juga probabilitas untuk segera mewujudkan.

Kami berlima dari Ketapels di hari libur, 3 April 2019 ini bertemu dengan suami istri yang menemukan passion setelah hampir 10 tahun. Tesya Sophianti, seorang perempuan profesional yang bekerja di Citi pada tahun 2001-2006, pindah ke Astra Hondapada tahun 2007 hingga sekarang sambil menikmati hari-harinya dengan hobinya traveling. Rene, suami Tesya adalah seorang profesional yang masih bekerja di Dexa.

Tesya Sophianti, Travelling Blogger Sumber: Agung Han
Tesya Sophianti, Travelling Blogger Sumber: Agung Han
Tesya tidak pernah berpikir apa passion-nya. Bekerja adalah kegiatan rutinnya. Saat dia kos, waktu mau berangkat bekerja, dia sering mendengar radio yang bercerita tentang passion dibawakan oleh Rene Suhardono. 

Setelah mendengar cerita itu, tertariklah Tesya untuk memulai pencarian passion. Hampir 10 tahun perjalanan hidupnya yang mulai suka travelling, dan hobi pergi jalan-jalan atau kerennya travelling, dia selalu menulis apa yang dirasakan, dilihatnya, dan dinikmatinya dalam sebuah blog yang berjudul tesyasblog.

Ketika sambutan antusias dari viewer atas konten blog mengenai perjalanan travelling mulai dari Indonesia hingga ke negera-negara seperti Australia, New Zealand, Jepang dan lainnya, mulailah Tesya menemukan apa yang jadi passion-nya. Menulis travelling.   

Dengan sangat teliti, bahasa yang sangat mudah dicerna, dan foto-foto yang sangat keren, blog Tesya ini jadi hits. Bahkan Tesya melanjutkan passion-nya dengan menulis buku-buku perjalanan keluarga ini dalam buku yang berjudul "Family Backpacking -Australia",  "Singapore & Malaysia", "Singapore & Malaysia Update", "Backpacking Hongkong", "Finding Islam".

Akhirnya, Tesya sudah menemukan passion yang benar-benar dilakoni sepenuhnya dengan menjadi Travel Blogger dan sering diundang oleh brand terkemuka untuk bekerja-sama dan melakukan talk show sebagai nara sumber.

Rene Jaya Sumber: Agung Han
Rene Jaya Sumber: Agung Han
Lain dengan suaminya, Rene Jaya yang sering dipanggil nama kesayangan "Mr. Husband" dalam blognya, yang memiliki passion dalam bidang barista. 

Datangnya kecintaan terhadap barista, berawal dari kesukaan minum kopi setiap kali mereka (suami istri beserta kedua putranya) itu melakukan travelling. Setiap kali mengunjungi suatu kota-kota baru, Rene, panggilan suami Tesya itu selalu memperhatikan bagaimaan cara membuat kopi ekspresso yang enak.

Berceriteralah Rene bahwa penemuan passion-nya ini sebenarnya campuran dengan hobi. Hobinya suka membuat sendiri kopi yang dipelajarinya. Lalu ia selalu ingin belajar apa yang jadi passion-nya sampai berani untuk ikut kelas barista ,"ABCD School of Coffee".

Waktu belajarnya cukup singkat yaitu 3 hari, tetapi harus menguasai pelbagai ilmu, sejarah kopi, merasakan "taste" kopi, jenis-jenis kopi, "flavor" kopi, bagaimana meraciknya menjadi ramuan yang disukai oleh penggemar kopi dan adonan yang bermacam-macam jenis kopi.

Selesai belajar, Rene punya impian untuk mewujudkan passion-nya, memiliki coffee shop. Ketika sedang mencari tempat untuk coffee shop, datanglah teman yang kebetulan menawarkan tempat kiosnya untuk dijadikan coffee shop.

Di bulan sekitar Agustus 2018, dibukalah coffe shop bernama "Mr. Husband" coffee shop, terletak di Pasar Intermoda BSD Kios C5 Sampora, Cisauk Tangerang.   

Ketika kami datang, Rene sengaja mendemokan dengan sangat profesionalnya bagaimana cara membuat coffe latte yang jadi andalan utama dari menu.

Caranya tidak semudah yang kita bayangkan, walaupun secara teori, Rene memberikan tips bahwa untuk mencampur blend kopi itu cukup dengan ukuran 1:15. Artinya 1 gram kopi dicampur dengan 15 ml air. Tapi tidak semudah yang kita bayangkan.

Proses yang didemokan kelihatan sederhana, namun sebenarnya tidak sesederhana itu:

1. Masukkan biji kopi untuk di-grinding:  grinding artinya digiling.  Biji-biji kopi akan digrinding Sebelum dimasukkan ke dalam mesin ekspreso. 

Dokpri
Dokpri
2. Selesai di-roasing, dirapikan agar tidak terjadi rasa "kurang enak" saat dicampur.

Dokpri
Dokpri
3. Dibersihkan sampai rapi.

Dokpri
Dokpri
4. Di-set berapa lama pencampuran dalam mesin.

Dokpri
Dokpri
5. Dituangkan ke dalam gelas untuk bisa diminum.

Dokpri
Dokpri
Passion membuat Rene makin memahami jenis-jenis kopi yang sudah di-blend, diambilnya dari pelbagai supplier itu dan meraciknya menjadi minuman ekspresso, manual brew, non coffee, dan iced drink yang spesial bagi pelanggannya.

Coffee Blend dari pelbagai macam supplier. Dokpri
Coffee Blend dari pelbagai macam supplier. Dokpri
Hal ini sangat dibuktikan ketika seorang pelanggan setia, Ibu Debby datang dan memberikan testimoni bahwa dia datang bukan lagi untuk icip-icip kopi di Mr.Husband tetapi sudah ada keistimewaan atau speciality yang mengundangnya untuk datang.

Pelanggan Setia, Ibu Debby berikan testimoni.Dokpri
Pelanggan Setia, Ibu Debby berikan testimoni.Dokpri
Jika dilihat tempat Mr. Husband cukup kecil ukuran sekitar 3 x 4 meter. Tetapi ada filosofi yang membuat tempat sempit ini dibuat terbuka dengan pelanggannya.  

Ada interaksi dengan pelanggan. Pelanggan pun bisa mencoba untuk "pouring" sebelum menikmati kopinya (client's exprience), dan juga selalu menomor satukan bagi pelanggan yang sadar akan kesehatan.

Seperti saya tak bisa minum kopi, maka ada pilihan lain yaitu Cascara yaitu bean yang non coffee, harum baunya, rasanya tidak pahit dan tidak mengandung gula.  

Jika pelanggan ingin membeli "takeaway", maka disediakan pelbagai menu dingin yang sudah dimasukkan ke dalam botol plastik untuk dibawa pulang.

Varian Black, Latte Matchi Latte. Dokpri
Varian Black, Latte Matchi Latte. Dokpri
Bagi teman-teman yang belum menemukan passion, coba mengindentifikasikan dengan tekun kekuatan apa yang ada padamu dan apa yang membuat Anda giat/semangat melakukan, dan apa yang membuat Anda bisa membaca berjam-jam melakukannya tanpa bisa terganggu apa pun.

Selamat menemukan passion!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun