Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sehatkah Backpacker Jadi Pengemis dan Pengamen?

1 Maret 2018   21:11 Diperbarui: 1 Maret 2018   21:14 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjarmasin Post /Tribuneews.com

Fenomena dari beberapa backpacker asing yang  harus mengemis karena sudah tidak punya uang lagi .   Anehnya mereka itu kadang-kadang seperti gembel atau orang miskin dan tidak mencerminkan sama sekali bahwa mereka seorang backpacker.   

Ada beberapa kasus dari backpacer asing yang kedapatan mengemis, mengamen dan dan tidak punya uang saat dijumpai.  Yang pertama adalah turis Jerman menjadi pengemis di Bali. Pengemis asal German bernama Benjamin Holst  duduk di pinggir jalan di Jalan Baypass Ir. Soekarno Hatta,Tabanan, Bali ketika ditemukan pada  tanggal Minggu 4 September 2016 dalam keadaan pakaian yang lusuh dan kaki gajah sambil minta uang.

Menurut pengakuannya, ia kehabisan biaya untuk hidup dan biaya untuk pulang. Namun, jika ditelusuri secara mendalam ternyata  backpacker Benjamin Holst ini bukan hanya mengemis di Bali maupun di Surabaya saja tapi juga mengemis di Thailand dan Filipina.  Hasil mengemisnya pun tidak dipakai untuk pulang tapi untuk berfoya dengan prostitusi.

Yang kedua, kasus yang lainnya , tiga turis berasal dari Rusia mengamen di Bali.    Ada apa gerangan sampai ketiga turis ini mengamen di Bali?  Ketiganya ini masing-masing bernama Alex, Julia , Bufa mengamen di kawasan Pasar Beringkit, Mengwi , Badung  , Denpasar pada tanggal 30 Januari 2018. Ketiganya sempat  tidur mendirikan tenda di sekitar Desa Mengwitani.  Mereka berniat menju Kuala Lumpur.

Yang ketiga adalah dua turis Petr (36) berasal dari Ceko dan Bratska Jara (29) berasal dari Slowakia dalam perjalanan dari Jawa Timur ke Jakarta. Setibanya di Pekalongan mereka sakit demam dan tinggal di hotel di PEkalongan.  Saat hendak meninggalkan hotel di Pekalongan, mereka mengaku tidak punya uang lain.  Akhirnya dengan dibantu oleh Kepolisian Sektor Wiradesa, Pekalongan untuk dibebaskan biaya menginap dan kembali ke Jakarta.

Fenomena backpacker yang kehabisan ongkos dan hidup sengaja dengan meminta-minta di Indonesia ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Tapi terjadi di Thailand dan Singapore. Untuk setiap kasus yang terjadi di Indonesia memang tidak bisa disama ratakan penyebabnya karena mereka ini bukan melanggar hukum keimigrasian, hanya mereka sengaja untuk datang ke Indonesia dengan dana terbatas atau biasanya disebut dengan backpacker nekat.   

Dari segi pariwisata , Indonesia memang sedang menggenjot promosi agar orang asing datang ke Indonesia tanpa visa. Ada   Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan telah membebaskan visa bagi turis asing di 169 negara yang hendak berkunjung ke Indonesia.  Bebasnya visa Kunjungan ini khusus bagi mereka yang akan berwisata di Indonesia bukan untuk mereka yang akan kerja atau bertujuan lain seperti mengikuti seminar .


Menurut Bapak Agung Sampurno, Kepala Bagian Humas Ditjen Imigrasi,  Imigrasi mengizinkan turis masuk ke Indonesia selama tidak melanggar ketentuan yaitu ada return tiket (tiket pesawat pulang pergi) ,  ada tempat tinggal di Indonesia, tujuan wisata yang jelas.    Nach mengenai ketentuan lainnya tentang jaminan tentang uang yang dibawa ke Indonesia itu apakah mencukupi untuk biaya hidup atau perjalanannya itu memang tidak dicantumkan ketentuannya.Apabila ditemukan turis kekurangan uang untuk pulang ke negaranya, maka turis itu akan diserahkan kepada ke kedutaaan dari negara dia berasal.  Dia akan diurus oleh kedutaan untuk dipulangkan.

Kondisi ini berbeda sama sekali dengan orang Indonesia yang ingin jadi backpacker ke luar negeri.  Pada saat mereka  memohon untuk mendapatkan visa turis ke luar negeri harus ada jaminannya dengan menunjukkan tiga bulan rekening koran yang menunjukkan dia mampu membiayai dirinya selama tinggal di luar negeri apabila  terjadi apa-apa (kecelakaan, sakit atau

Seorang backpacker yang terlunta-lunta jadi pengemis atau pengamen itu tidak ada relevansinya dengan kebebasan visa turis.  Kelonggaran itu hanyalah untuk masuk ke negara Indonesia tapi bukan berarti seorang backpacker menggampangkan dirinya tanpa pengetahuan dan uang saat masuk suatu negara.   

Berwisata dengan hemat bukan berarti dia harus kehabisan uang di suatu negara.  Agar seorang backpacker tidak menyusahkan di negara lain karena kehabisan uang, berikut ini  ada beberapa tips yang sangat bermanfaat dari seorang Travel backpaker asal Indonesia bernama Ashari Yudha:

  • Adakan riset dulu biaya dan tujuan wisata yang akan kunjungi.
  • Tentukan berapa lama kita akan berada di suatu tempat wisata.
  • Hitung semua biaya mulai dari akomodasi, transportasi, makan pagi,siang,malam atau biaya tak terduga.
  • Mengikuti komunitas backpacker tempat dimana kita akan mengunjunginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun