Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diplomasi "Panahan" di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2017   21:14 Diperbarui: 28 Oktober 2017   22:06 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya juga sangat mengharapkan agar pendidikan itu bukan hanya di ruangan saja.  40% di ruangan dan 60% di luar ruangan seperti ke bank, pabrik garmen disesuikan dengan level dari pendidikan.  Juga pendidikan itu bukan hanya rutinitas sehingga tidak ada tantangan.  Perlu melihat masalah, problem dan bagaimana cara menghadapi problem itu sesuai dengan level dari anak.  Ide perubahan itu memang sudah lama ingin saya lihat.

Nak, nanti kamu saya undang lagi ke Istana untuk bertemu dengan Menteri Pendidikan".

Ini sungguh suatu  kebanggan dan apresiasi yang besar dari seorang Presiden yang menghargai suatu aspirasi dari seorang pemuda biasa.

Seorang pemudi juga naik ke panggung.  Pemudi yang bernama Sanddra itu seorang petani, perkebunan organik di kota Bogor.  Dia sangat prihatin ketika mengundang anak-anak SD ke tempat workshop perkebunan organiknya, dia bertanya kepada anak-anak itu apa cita-citanya masa depan.  Tidak ada seorang pun yang menjawab ingin menjadi seorang petani.  Seolah dunia petani/nelayan itu menjadi ranah yang sangat asing bagi mereka dan tak ada masa depan.

Aspirasi yang disampaikan oleh Sandra itu ada tiga:   yang pertama, Indonesia itu satu rakyatnya, yang kedua persatuan dalam pertanian yang meliputi berbagai macam jenis bukan hanya satu jenis saja pertanian, yang ketiga  adalah persatuan antara manusia dan alam.


Tanggapan Jokowi sungguh menggembirakan bahwa  masa depan bangsa adalah bangsa yang menguasai energi, pangan dan air.  Prihatin karena sekarang ini petani muda ini tidak menguasai  teknologi baik dari segi pengolahannya maupun dalam panennya sehingga nilai jualnya sudah sangat tidak menguntungkan lagi.  Pertanian harus dibuat secara modern dengan alat maupun inovasinya.

Acara pun dilanjutkan dengna komitmen dari para pemuda yang dibaca oleh seorang pemuda untuk selalu bersatu menjaga Indonesia demi masa depan Indonesia.  "Kita tak sama, kita kerja sama"

Puncak acara pun ditutup dengan puisi oleh Jokowi , puisi dari Dewi Dee Lestari berjudul "Sumpah Abadi".  

#KitaTidakSamaKitaKerjasama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun