Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diplomasi "Panahan" di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2017   21:14 Diperbarui: 28 Oktober 2017   22:06 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi perayaan Sumpah Pemuda sudah dirubah total oleh Presiden Jokowi, tidak ada lagi upacara. Tetapi tatap muka, diskusi santai dan perbincangan serta latihan panahan.

Sabtu pagi tanggal 28 Oktober 2017 di Istana Bogor, sekelompok pemuda berada di suatu halaman terbuka .  Dengan panggung yang tidak begitu tinggi sehinggapara pemuda yang duduk maupun berdiri dapat melihat dengan jarak pandang yang sangat dekat  dengan Presiden Jokowi.

Sebelum acara bincang atau diskusi terbuka , para pemuda dan pemudi ini diajak dulu jalan-jalan untuk ke tempat latihan panahan. Rupanya Presiden kita Pak Jokowi ini memiliki hobi olahraga panahan.    Hobi panahan ini sudah digeluti  sejak Jokowi masih belia.   Bahkan sejak  8 bulan ditekuninya dengan pelatihnya, Rizal Barnadi dari Persatuan Panahan Indonesia di Bogor.

Jokowi mengajak satu pemuda yang berseragam calon Angkatan Darat untuk mencoba panahan.  Dengan canggung dan ketakutannya, pemuda ini sangat kaku memegang busur panah.  Kekakuan itu dilihat oleh Jokowi.  Dia memperbaiki postur dan menguatkan diri pemuda itu untuk fokus pada panah .   Kelihatan sekali rasa takut yang luar biasa itu membuat pemuda itu tak berhasil memanah ke sasaran yang dituju.

Belum merasa puas, Jokowi menyapa seorang pemudi Paskibraka untuk mencoba panahan.  Rupanya pemudi jauh lebih berani ketimbang pemuda sebelumnya.  Dengan tangan yang masih kaku, pemudi ini mencoba memposisikan dirinya untuk melepaskan busur.  Kembali anak panah itu tak sesuai dengan targetnya.

Pemuda yang ketiga pun diminta mencobanya.  Kelihatan kekakuan memegang busur, tetapi masih ada keberanian untuk melepaskan busur itu, dan ternyata sekali lagi anak busur tak sampai ke target dari lingkaran di papan yang disiapkan.

Dengan santainya, Jokowi mengatakan: " Dalam latihan panahan itu perlu fokus karena ada target yang ingin dicapai.  Nach, demikian juga dengan pemuda dan pemudi Indonesia, jika punya cita-cita pun harus fokus supaya cita-cita itu bisa berhasil dicapai".

Makna yang dalam dari sebuah pencapaian disampaikan dengan cara yang santai tapi serius, itulah gaya Jokowi sesuai dengan keinginan pemuda pemudi milenial saat ini.

Selesai acara latihan panahan, semuanya berkumpul di panggung terbuka yang sudah disiapkan.  Seorang pemuda bernama. Putinas maju ke depan panggung.   Dia dengan lantang dan suara jelas sekali menyampaikan aspirasinya.

"Pak Jokowi, saya melihat  aplikasi online dapat dipakai untuk membantu pendidikan itu bagi mereka yang tertinggal dalam pendidikan.  Sistem pendidikan kita ini jika tidak dirubah maka kita akan ketinggalan 128 tahun.   Ada perbedaan hasil pendidikan  di kota besar dan kota kecil atau pedesaaan".

Tanggapan Jokowi sangat spontan:  "Memang benar jika pendidikan di Indonesia jika tidak di rombak dan dirubah kita akan ketinggalan 128 tahun.  Problem terbesar di Indonesia  itu karena terdiri dari 700,00 pulau dan masih adanya kesenjangan antara fasilitas dan pendidikan di desa dan kota.  Dengan memperbaiki sistim yang membantu anak dapat mengakses pendidikan lebih mudah itu suatu solusi yang penting.

Saya juga sangat mengharapkan agar pendidikan itu bukan hanya di ruangan saja.  40% di ruangan dan 60% di luar ruangan seperti ke bank, pabrik garmen disesuikan dengan level dari pendidikan.  Juga pendidikan itu bukan hanya rutinitas sehingga tidak ada tantangan.  Perlu melihat masalah, problem dan bagaimana cara menghadapi problem itu sesuai dengan level dari anak.  Ide perubahan itu memang sudah lama ingin saya lihat.

Nak, nanti kamu saya undang lagi ke Istana untuk bertemu dengan Menteri Pendidikan".

Ini sungguh suatu  kebanggan dan apresiasi yang besar dari seorang Presiden yang menghargai suatu aspirasi dari seorang pemuda biasa.

Seorang pemudi juga naik ke panggung.  Pemudi yang bernama Sanddra itu seorang petani, perkebunan organik di kota Bogor.  Dia sangat prihatin ketika mengundang anak-anak SD ke tempat workshop perkebunan organiknya, dia bertanya kepada anak-anak itu apa cita-citanya masa depan.  Tidak ada seorang pun yang menjawab ingin menjadi seorang petani.  Seolah dunia petani/nelayan itu menjadi ranah yang sangat asing bagi mereka dan tak ada masa depan.

Aspirasi yang disampaikan oleh Sandra itu ada tiga:   yang pertama, Indonesia itu satu rakyatnya, yang kedua persatuan dalam pertanian yang meliputi berbagai macam jenis bukan hanya satu jenis saja pertanian, yang ketiga  adalah persatuan antara manusia dan alam.


Tanggapan Jokowi sungguh menggembirakan bahwa  masa depan bangsa adalah bangsa yang menguasai energi, pangan dan air.  Prihatin karena sekarang ini petani muda ini tidak menguasai  teknologi baik dari segi pengolahannya maupun dalam panennya sehingga nilai jualnya sudah sangat tidak menguntungkan lagi.  Pertanian harus dibuat secara modern dengan alat maupun inovasinya.

Acara pun dilanjutkan dengna komitmen dari para pemuda yang dibaca oleh seorang pemuda untuk selalu bersatu menjaga Indonesia demi masa depan Indonesia.  "Kita tak sama, kita kerja sama"

Puncak acara pun ditutup dengan puisi oleh Jokowi , puisi dari Dewi Dee Lestari berjudul "Sumpah Abadi".  

#KitaTidakSamaKitaKerjasama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun