Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari Limbah Perca, Tercipta Wirausaha dan Cetak Kesuksesan Bersama

2 Oktober 2017   15:19 Diperbarui: 19 Oktober 2017   15:48 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
youtube Wawancara YDBA

Saat Anda   melihat tas,  pernak pernik hiasan rumah, figura dengan lukisan dari dedaunan, serbet dan pernak penik untuk meja makan seperti serbet, taplak meja makan di sebuah pameran, apa yang terbayangkan?  Mungkin Anda membayangkan bahwa  kerajinan tangan atau sebutlah "handycraft"  ini  tidak ada istimewanya.  Ternyata , semua benda-benda kerajinan ini  terbuat dari  bahan-bahan dasar limbah rumah tangga dan diolah kembali sehingga menghasilkan kerajinan tangan  sulam perca yang punya nilai artistik tinggi dengan kualitas yang sangat indah dan keunikannya yang sangat berbeda dengan produk massal. Keunikan dan keistimeawaany adalah pada nilai artistik dan sangat eksklusif masing-masing produk dan tidak terbuat massal.

 Di tangan seorang bernama  Ibu  Endah Sutjihati , limbah perca atau kain kecil bekas potongan pakaian atau  bahan selimut dan lainnya, yang kelihatannya tak berguna dan tak bermanfaat sama sekali disulap menjadi sebuah tas, tempat tisue, tempat keranjang, tempat penutup air aqua dan berbagai produk yang sangat artisitik.   Produk ini dapat dilihat di gallery ibu  Endah Sutjihati selaku pemilik Taqqia Craft.   Workshop atau galeri ini terletak di Jl. Perjuangan No.11, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat  pada tahun 2010.

Ide kerajinan dan kreativitasnya ini dimulainya dari pengalaman ibu Endah, panggilan dari Ibu Endah Sutjihati.  Saat ibu Endah mengantar anak sekolah,beliau  melihat bahwa banyak ibu-ibu yang menunggu anaknya yang sedang sekolah , duduk-duku, ngobrol tanpa makna untuk melewati waktu senggangnya. 

Timbul ide untuk mengeajarkan sesuatu kepada ibu-ibu ini.   Pengalaman ibu Endah yang pernah mendapat kursus sulam pada tahun 2005. Peran Ibu Endah sebagai komite sekolah untuk program ibu-ibu membuatnya untuk melakukan dan mengimplemtasikan idenya.

Ditambah dengan kemampuannya untuk memasarkan kerajinanan  sulam yang dibuat di kerudung dan busana serta kaos anak yang dibuatkan aplikasi khusus , dan perkenalan dengan temannya Haneda Ananta di tahun 2016, maka dibuatlah brand  "Caremommies" untuk kerajinannya.

Beliau menawarkan untuk mengajar ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya untuk belajar membuat aplikasi di rumahnya. Selain itu, bagi ibu-ibu yang tidak belajar , tetapi berminat untuk membeli hasil kerajinan utamanya kain perca.

Proses belajar pun dimulai dengan memotong bahan kain, lalu mendesign, lalu menyulam kain perca sesuai dengan design untuk deibut suatu bentuk barang kreatif di kaos anak,tas,tempat tisu, bungkugs payung, bed cover, mukena, kap lampu.   Dalam menyalurkan ilmunya kepada ibu-ibu, IBu Endah berlaku bijak untuk membagi waktu antara mereka yang mampu membayar untuk pelatihan dengan mereka yang tak mampu membayar/secara gratis untuk pelatihan. Jiwa sosialnya tersentuh untuk melayani Pelatihan di Lembaga Pemasyarakatan.

Seiring dengan dikenalnya Ibu Endah sebagai pengrajin "sulam kain perca", produk-produk yang dijual perlu dikembangan dengan pemakaian suatu brand.  Brand "Taqqia"m nama dari salah satu anak perempuannya menjadi pilihannya.

Sebelum ada kegiatan berbisnis atau mengajar, waktu untuk keluarga, suami dan tiga orang anak lelaki dan 1 perempuan ini sangat cukup. Namun, setelah kegiatan Ibu Endah begitu banyak, beliau harus mampu mengatur waktu antara bisnis dan keluarga untuk menjaga keharmonisan keluarga. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh ibu Endah, beliau pun berusaha mengatur waktu kerja dan waktu keluarga. Jika tidak ada bazar pada hari Sabtu dan Minggu, maka hari itu diiperuntukkan untuk waktu berkumpul dengan keluarga. Namun, berkat adanya dukungan keluarga, motivasi ibu Endah pun jadi kuat untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.  

Dibalik semua itu, kemajuan dan kesuksesan ibu Endah tidak lepas dari  bimbingan dan pelatihan tentang manajemen dari  Yayasan Bhakti Dharma Astra dikenal dengan YDBA  (Yayasan yang bergerak untuk memberikan program pelatihan kepada UKM),  ibu Endah mampu mengorganisasi kedua kegiatan itu dengan baik.

Manajemen waktu ditetrapkan dengan baik oleh IBu Endah.  Di pagi hari Ibu Endah mengurus makanan suami dan anak-anaknya dan mengantarkan anaknya ke sekolah.   Pada pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore,  ibu Endah memulai pekerjaan di galeri sebagai wirausaha.   Semua pekerjaan itu dibantu oleh 3 pegawai tetap dan sekitar 10-30 pegawai tidak tetap.   Pegawai tidak tetap itu direkrut oleh Ibu Endah dari tetangga, teman-teman yang memiliki hobi dan misi yang sama sesuai dengan Galeri  Taqqia  Craft.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun