Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perjuangan Berat bagi Pekerja Baru Menembus Kota Jakarta

17 Januari 2017   16:07 Diperbarui: 17 Januari 2017   20:58 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaji yang tak sesuai dengan keinginan:

Bertemu dengan orangtua yang punya pengalaman pribadi yang sama dengan saya.  Putra/putrinya yang lulus dari perguruan tinggi, melamar pekerjaan, mendapat gaji yang tak sesuai dengan apa yang diharapkan, bahkan standar gaji lulusan Sarjana disamakan dengan UMR.   Kenyataan pahit, sungguh harus dipikirkan.   Suatu dilematis yang sering terjadi.   Tidak ada gaji standar untuk suatu lulusan perguruan tinggi dengan masing-masing bidang. 

Misalnya sarjana pendidikan gajinya Rp.4 juta;   sarjana elektro Rp.5juta;  sarjana fisika dan matematik Rp.5.5 juta.    Yang ada justru semua perusahaan menetapkan gaji sesuai dengan standar dari perusahaan itu sendiri.  Bagi pelamar jika ditanya gaji yang ditinginkan pasti bingung menetapkan karena tidak ada kepastian dari standar nasional yang dipakai sebagai panduan untuk ikut menetapkan bargaining gaji kepada perusahaan.

Layaknya seorang yang baru saja lulus, dipaksa untuk menerima gaji kecil yang notabene sebenarnya hampir sama dengan UMR.   Bayangkan, apakah dengan gaji yang demikian kecil ini, seorang calon pekerja lulusan perguruan tinggi harus menerima atau tidak.  Menerima artinya bekerja hanya tanpa bisa menabung atau mendapatkan kelebihan dari gaji sama sekali.   Tidak menerima artinya akan jadi penggangguran terselubung , kadang-kadang tidak adanya kepastian untuk mendapatkan tawaran lain yang jauh lebih baik.

Biaya transportasi dan sangat besar:

Setiap kali anak saya mendapat test dan interview suatu pekerjaan,  dia menghitung secara kasar berapa biaya transport dan makan untuk mondar-mandiri dari rumah menuju pekerjaan.  TErnyata komponen terbesar adalah biaya transport.

Standar yang dipakai untuk menghitung transport adalah kombinasi antara KRL dan taxi . KRL termasuk murah, tetapi cukup menyita tenaga yang luar biasa ketika harus berjubel dan bertarung masuk ke dalam KRL yang penuh sesak.   Setelah keluar dari KRL pun perlu kecepatan mengejar waktu,  jika harus naik transportasi umum yang banyak berhenti, waktu tidak cukup.  AKhirnya, satu-satunya pilihan yang diambil adalah dengan taxi.  Padahal taxi cukup mahal, apabila jarak dan waktu yang dipilih adalah jam kerja, kemacetan jadi penambahan biaya.   

Komponen transportasi menyita hampir l/2 dari gaji yang standar cukup .  Belum lagi biaya makan di gedung yang cukup besar, foodcourt yang sangat mahal itu menawrkan makanan seharga paling tidak RP.40-Rp.50 ribu sekali makan.

Bayangkan , gaji yang tersisa hanya tinggal  sekitar Rp.500 ribu-Rp.1juta.   Kehidupan yang keras bagi seorang pekerja yang tinggal di Jakarta, sebulan tidak bersisa, cukup makan dan transportasi. Bagaimana mereka yagn sudah menikah?  Apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka? 

Ironi tinggal di kota Jakarta dengan kotanya yang gemerlap, Mahalnya biasaya transportasi sangat mahal karena tidak terintegrasi antara KRL dengan kendaraan publik yang lainnya seperti Trans dan lainnya.  Dari tempat tinggal menuju ke tempat pekerjaan , jika ingin cepat sampai membutuhkan biaya transport yang hampir l/3 dari gaji.  Kehidupan keras menanti mereka untuk mau menerima atau tidak menerima  pekerjaan dengan gaji yang kadang tidak masuk akal .   Jika tidak menerima pun akan tergilas ditinggal dalam kehidupan oleh biaya kehidupan mahal tanpa pemasukan sama sekali.

Fisik dan Mental harus kuat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun