Tak bisa ku bayangkan wajah ayunya basah dengan air mata saat mendengar jawab tegasku tadi. Nafiaku, perempuan sholehah yang kini menjadi tanggung jawabku, menjadi pelengkap hidupku.
Aku tak bisa terus-terusan melukai hatinya seperti ini. Nafiaku, bidadari surgaku. Tak mungkin aku melepasnya begitu saja. Tidak, tidak, aku tidak boleh melepasnya.
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, sejak aku ketiduran usai pulang kerja tadi, aku belum berbicara apapun padanya. Aku tak boleh kehilangannya, tidak, dia Nafiaku, milikku.
Antara sadar dan tidak, aku mendengar kembali ada yang mengetuk pintu, lalu tiba-tiba ..
(bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI