Mohon tunggu...
Didik Prasetyo
Didik Prasetyo Mohon Tunggu... Live - Love - Life

Menulis adalah cara untuk menyulam hidup dan mengabadikan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Setelah Peluit Akhir

12 Oktober 2025   06:03 Diperbarui: 12 Oktober 2025   06:03 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Peluit Akhir | doc pixabay

"Kadang, yang membuat bangsa besar bukan hanya jumlah kemenangannya, tetapi bagaimana ia bangkit setelah kekalahan."
 
Stadion terdiam. Sorak-sorai yang membahana kini menjadi keheningan yang menggantung. Namun, di balik kesunyian itu, ada sesuatu yang lebih berharga dari sekadar skor: sebuah perjuangan tanpa henti.
 
Para pemain berlari hingga peluit akhir berbunyi, meski angka tak memihak. Wajah mereka lelah, namun semangat mereka tak padam. Dalam setiap tekel, umpan, dan jatuh bangun, satu pesan terpatri: Garuda takkan menyerah.
 
Pertandingan ini bukan hanya tentang strategi atau teknik. Ini adalah pelajaran tentang hati: tentang ketenangan saat tertekan, tentang keteguhan saat harapan menipis. Di sanalah mental diuji, bukan hanya otot.
 
Di balik layar, ada wajah-wajah yang turut berjuang: pelatih yang menenangkan, rekan setim yang menyemangati, suporter yang setia meski air mata jatuh. Kita adalah satu: merah putih yang terus berkibar, walau angin berhembus kencang.
 
Kekalahan ini bukan akhir, melainkan jeda untuk belajar. Indonesia kini tahu apa yang perlu diperbaiki: komunikasi, disiplin, dan keberanian untuk tidak hanya bermain, tetapi memimpin. Kita akan tumbuh, selangkah demi selangkah.
 
Kita juga belajar tentang fair play: menghormati lawan, menghargai diri sendiri. Karena yang terhebat bukanlah yang selalu menang, tetapi yang tetap rendah hati saat menerima kekalahan.
 
Kini, setelah peluit panjang benar-benar usai, hanya satu yang tersisa: harapan. Meski mimpi Piala Dunia tertunda, di tanah ini, harapan tetap bersemi. Mungkin Indonesia harus bersabar empat tahun lagi, tetapi selama semangat Garuda berkobar di dada generasi muda, waktu bukanlah penundaan, melainkan kesempatan untuk menjadi lebih kuat, lebih matang, dan lebih pantas.
 
Malam ini kita mungkin kalah, tetapi esok, kita akan bangkit kembali. Karena Garuda tak pernah mati; ia hanya sedang belajar terbang lebih tinggi.

Untuk mereka yang memberi segalanya malam ini --- terima kasih sudah berjuang dengan hati. 

"Mereka yang berjuang hari ini mungkin belum juara, tetapi merekalah alasan kita masih percaya pada hari esok."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun