Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Evaluasi Tajam, Kontrak PT. Freeport Indonesia

21 Mei 2013   12:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 6835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_262645" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (kompas.com)"][/caption]

Bayangkan saja, kontrak karya pertambangan emas PT. Freeport Indonesia yang akan habis pada tahun 2021 artinya masih ada waktu 8 tahun lagi, sudah buru-buru diusulkan kembali oleh PT. Freeport Indonesia agar Pemerintah Indonesia bisa memperpanjang kontrak karya mereka hingga sampai tahun 2041 yaitu bertambah 20 tahun lagi. Luar biasa semangatnya perusahaan ini. Artinya, PT. Freeport Indonesia dan negaranya AS merasa sangat beruntung dan terbantu oleh Indonesia, karena perusahaan ini telah mendapatkan tambahan keuntungan serta tambahan kemampuan modal dari perusahaan tambang emas, tembaga dan perak yang telah mereka laksanakan selama ini di Papua-Indonesia. Hal ini bisa mereka dapatkan karena pengambilan mineral emas, tembaga dan perak di Propinsi Papua adalah yang termurah biayanya didunia, serta termurah kontribusinya didunia kepada Negara pemilik mineral yaitu Pemerintah Indonesia.

[caption id="attachment_255174" align="aligncenter" width="314" caption="Di foto dari brosur tertempel di tempat umum"]

13691185121655691548
13691185121655691548
[/caption]

Sebutan dalam kontrak karya yang menyatakan bahwa PT. Freeport Indonesia melakukan penggalian dan penambangan Tembaga di Papua adalah merupakan penipuan Internasional karena pada penambangan tersebut contents deposit mineral emasnya jauh lebih banyak daripada tembaganya. Seharusnya kontrak karya PT. Freeport Indonesia sejak awal ditanda tangani adalah berstatus Penambangan Emas. Sejak awal investasi, PT. Freeport Indonesia sudah melakukan manipulasi kontrak karya yang menyembunyikan deposit mineral emas yang terbanyak dibandingklan tembaga dan ini merupakan pelanggaran ketentuan perundangan Internasional tentang etika berinvestasi dalam eksplorasi pertambangan mineral. Belum lagi system pengangkutan mineralnya adalah masih dalam bentuk tanah diangkut ke AS dengan kapal besar pastilah ada mineral ikutan yang gratis untuk Negara AS.

Rencana investasi iming-iming Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia (Presdir boneka) Rozik B. Soetjipto, investasi sebanyak $.9,8 milyar AS akan digelontorkan untuk kelanjutan operasional pada periode 2012 hingga 2021 untuk kelanjutan oksplorasi pertambangan bawah tanah lalu sebanyak $.7,1 milyar AS untuk investasi lanjutan pada periode 2021 hingga 2041. Sehingga total yang akan diinvestasikan sejumlah $.16,9 milyar AS. Tidakkah jumlah total ini adalah bagian keuntungan yang diperoleh PT. Freeport Indonesia selama ini dari Papua-Indonesia ? Alangkah sangat tidak cerdasnya para pejabat kita. Hal ini dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia karena gunung Grasberg yang cukup besar itu sudah habis dan datar lalu kini pertambangan bawah tanahlah yang dilakukan, mengingat masih tingginya kadar deposit emas pada kawasan itu. Dalam pengembangan wilayah penambangan yang baru sampai ke Gunung Puncak Soekarno, malah ditemukan deposit emas yang jumlah dan kadarnya spektakuler, mengejutkan serta menggiurkan yang belum pernah ditemukan selama ini. Makanya PT. Freeport Indonesia sangat ngotot-memaksa untuk memperpanjang kontrak karyanya 8 tahun dimuka sebelum masa kontrak habis.

PT. Freeport Indonesia bersama para mafianya masih saja melakukan pembohongan kepada Negara Indonesia karena rakyat Papua tidak bisa menikmati kelimpah-ruahan kekayaan alamnya bahkan masih sangat banyak rakyat Papua yang miskin berkepanjangan. Sementara Negara Amerika dan pemilik PT. Freeport Indonesia  menikmatinya dalam gelimang kekayaan materi bersama segelintir para pejabat Negara NKRI serta para Jenderal serta para politisi busuk diantara rakyat Papua dan rakyat Indonesia yang mayoritas miskin-miskin.

Musibah dan tragedi menyedihkan dari adanya longsor sehingga menimbun trowongan di blok kelas 11 QMS "Big Gossan" bawah tanah mengakibatkan puluhan karyawan sebanyak 41 orang tertimbun tanah dan bebatuan longsoran. Sangat mengenaskan ternyata sebagian besar korban sedang mengikuti pelatihan lalu terjebak didalam ruang pelatihan ukuran 5 x 11 m berlokasi di mile 74. Betapa mengerikannya situasi dalam ruangan pelatihan tersebut, sementara informasi lengkap dan rinci kelihatannya ditutup rapat oleh pihak manajemen PT. Freeport Indonesia. Hal ini terbukti, tidak diketahuinya berapa jumlah orang yang sebenarnya yang ada didalam ruang pelatihan, lalu bagaimana mungkin bisa tidak terdeteksi yang hanya pada kedalaman kurang dari 700m tidak ada sama sekali jaringan komunikasi kabel atau jaringan CCTV antara ruang pelatihan dengan kantor manajemen diatasnya ? Begitu juga saluran oksigen kedalam trowongan dan ruang bawah tanah apakah ada ?  Berdasarkan kenyataan yang dilihat para karyawan PT. Freeport Indonesia diduga kuat adanya pelanggaran serta keteledoran terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lingkungan kerja PT. Freeport Indonesia bahkan kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerjanya sangat rendah mutunya. Bandingkan keuntungan yang diperoleh PT. Freeport Indonesia selama ini dalam ratusan Triliun rupiah. Memang PT. Freeport Indonesia serta para manajemennya sangat pelit dan terlalu bakhil maunya hanya mengeruk kekayaan Indonesia saja sementara karyawan yang juga dari bagian rakyat Indonesia diabaikan keselamatan kerjanya.

Berbeda dengan pernyataan SBY baru-baru ini yang seolah SBY sebagai Presiden Indonesia menjadi Humasnya PT. Freeport Indonesia menyatakan "Kondisi musibah di PT. Freeport Indonesia sekarang ini berbeda dengan longsor yang terjadi di Chili". Padahal kejadian PT. Freeport Indonesia ini ada sebanyak kira-kira 27 orang berada dalam ruang 5x11m terjebak longsor. Apa bedanya dengan peristiwa di Chili 5 Agustus 2010 yang lalu dimana 33 orang yang terjebak dalam ruangan bawah tanah juga. Hebatnya Presiden Chili Miguel Juan Sebastián Piñera Echenique dia tidak hanya ngobral pidato, akan tetapi bertindak langsung blusukan dan bahkan menunggu dan menginap pada lokasi longsor serta mengerahkan segala potensi Negara semaksimal mungkin untuk menyelamatkan dan mengevakuasi secepatnya ke 33 korban terjebak itu. Akhirnya Pinera berhasil serta memeluki hangat ke-33 para korban yang terselamatkan. Teriakan haru membahana Your Are Hero......hero.... hero di seantero dunia yang menyaksikan dan tidak luput persaksian masyarakat di Indonesia.

Takut dan segankah SBY kepada Pemerintah AS ? Tidakkah SBY bisa memerintahkan dengan tegas agar manajemen PT. Freeport Indonesia mengerahkan segala daya dan upaya yang maksimal yang dimiliki PT. Freeport Indonesia untuk membuat trowongan pemboran baru secara vertikal di mile 74 kebawah arah ruang pelatihan yang 5x11 m itu secepatnya ? Mengapa Pinera di Chili bisa kita tidak bisa ? Agar para karyawan yang 27 orang itu bisa terselamatkan ?

Atas kejadian kelalaian PT. Freeport Indonesia ini sebaiknya Pemerintah Indonesia :

  1. Menunda dan terbaik adalah memberhentikan "Kontrak Karya" pertambangan Emas, Tembaga dan Perak dengan PT. Freeport Indonesia yang akan berakhir pada tahun 2021,
  2. Evaluasi secara tajam dan objektif tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selama ini dijalankan di PT. Freeport Indonesia, lalu kondisi ini dijadikan argumentasi negosiasi untuk memberhentikan kontrak karya dengan PT. Freeport Indonesia,
  3. Tanpa PT. Freeport Indonesia, pertambangan di Indonesia akan tetap bisa berjalan, karena daya jual wilayah Grasberg sampai Puncak Soekarno sangat tinggi, tinggal pemerintah Indonesia membuat perjanjian kontrak karya dengan beberapa investor Negara lainnya yang juga bisa sangat menguntungkan pemerintah Indonesia, jika dibandingkan dengan PT. Freeport Indonesia selama ini,
  4. Tenaga ahli dari anak bangsa Indonesia sendiri sebenarnya sangat mampu untuk mengelola pertambangan yang lebih sebesar seperti PT. Freeport Indonesia. Mengapa pemerintah Indonesia tidak memberikan peluang yang besar kepada putra bangsa sendiri untuk mengelola pertambangan sekelas PT. Freeport Indonesia,
  5. Pemerintah Indonesia harus menyatakan dan menyampaikan penghargaan kepada para korban yang meninggal sebagai "Pahlawan Pertambangan",
  6. Kami anak bangsa Indonesia, tidak mau dipimpin oleh para pejabat pemerintah yang bermental calo yang hanya bisa mengundang investor asing tanpa sensor tajam hingga merugikan bangsa Indonesia.

Semoga kita semua sadar akan berbangsa dan bernegara agar kita tidak dobodohi secara permanen berkelanjutan oleh bangsa lainnya. Selanjutnya mari kita bersihkan Indonesia dari para pejabat dan para manusia perusak NKRI (korupsi, koruptor, manipulasi, manipulator, mafia hukum, mafia pajak) sehingga kita semua dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk bisa kembali mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia. (Ashwin Pulungan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun