Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Satriya Paranggelung Mbangun Jelaga

7 Oktober 2020   18:34 Diperbarui: 7 Oktober 2020   18:41 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang.wordpres.com


Ibu jari itu menjadi saksi bisu. Pun terombang-ambingnya ia dari Hastina ke hutan lalu ke Paranggelung. Tetapi semangatnya tak tertandingi oleh siapapun. Semar sempat memujinya, ia menyampaikan kepada Ekalaya, "Duh Bambang Eklaya, ksatriya tan kinasih, adiguna, adigdaya, kaduka kadilangit, sabda pandita kang ajagi ruh sampurnaning jagad ati nira."


Semar menjaga hatinya, semar menjaga tawa dan senyumnya. Dari jauh semar menabur benih bunga di jelaga yang Ekalaya bangun. Sang Bambang Ekalaya, ruang mewaktu bersamanya. Bersama semangat yang tiada runtuh dan luluh oleh himpitan dan oprak-oprak sang nafsu.


Akhirnya, saya ingin melihat teman saya itu dari jauh, dari ruang kedap suara, cahaya yang menyetubuhi dirinya adalah cahaya "sakderma" tinugas dados satria, hang ikhlas tan lupa-lupa. Refleksi ini teruntuk teman saya di ruang tanpa jelaga. Dan -- lalu kau cipta jelaga itu. semoga bahagia selalu.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun