Mohon tunggu...
Christ bams
Christ bams Mohon Tunggu... -

Penggemar buku,yang mencoba menuangkan ide melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Titik Tengah Antara Karyawan dan Atasan

19 Februari 2014   05:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda merasa berkorban banyak dan tidak dihargai sebagaimana mestinya,ingat jangan mengerutu,atau menjelek-jelekan perusahaan anda sendiri. Istilah kasarnya anda meludahi piring makan anda sendiri. Menjelek-jelekan perusahaan anda tidak membuat anda tampak lebih baik,hanya membuat anda tampak bodoh disebabkan kenapa anda masih bertahan disana.

Mungkin tulisan saya lebih membela ke pengusaha daripada ke karyawan. Walaupun perusahaan itu tidak bisa dianggap 100% kebenarannya. Ada perusahaan nasional yang cara menyingkirkan karyawannya dengan halus cukup mutasi ke tempat terpencil. Pilih mutasi atau mengundurkan diri?

Ataupun tidak bisa naik-naik jabatan karena tidak ada posisi lowong.Harus menunggu sampai seniornya pensiun. Bahkan untuk menghindari memberi pesangon,ada perusahaan yang managernya diturunkan pangkatnya menjadi office boy dengan gaji sejajar manager. Mau jadi office boy tapi gaji manager seumur hidup?

Sekali lagi perusahaan mencari Loyalitas. Loyalitas dapat didefinisikan sebagai

pengorbanan,komitmen,ketaatan,kepatuhan kesetiaan.

Hingga sekarang pencarian makna Loyalitas tidak pernah menemukan titik temu dari sisi sudut pandang karyawan dengan sudut pandang perusahaan. Dalam konteks uang terutama. Saya pernah bertanya pada teman saya,apa yang bisa kamu berikan kepada saya apabila saya bekerja kepada anda. Dia mencari karyawan yang jujur,rajin,dan terakhir loyal. Jujur dan rajin di zaman sekarang masih banyak kita temui. Tetapi untuk loyal harus ada factor x. Kalau diibaratkan x itu bisa saja factor uang,lingkungan pekerjaan. Tapi lebih menitikberatkan ke urusan perut.

Saya beranggapan bahwa loyalitas karyawan dibutuhkandi sebuah perusahaan yang sedang berkembang maupun di perusahaan yang baru merintis dikarenakan perusahaan tersebut tidak memiliki nilai jual(walaupun perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa kedepannya) karena system yang masih belum tertata dengan baik.Tolong jangan dianggap generalisasi karena masih banyak aspek lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Mereka lebih mudah untuk bernegosisasi dengan karyawan untuk menjaga kestabilan intern apabila salah satu karyawan mereka dibajak oleh perusahaan lain. Sedangkan di sebuah perusahaan yang sudah mapan loyalitas itu tidak berarti apa-apa,Apa yang diperlukan oleh perusahaan mapan itu adalah produk jadi. Tinggal mencomot dari salah satu kompetitor untuk dilemahkan kekuatannya,dan memperkuat perusahaannya sendiri. Karyawan diistilahkan sebagai bagian dari pion catur.

Solusi terakhir yang mungkin agak bijak keluarlah dari tempat pekerjaan anda yang sekarang,tenangkan diri,dan cari pekerjaan yang sesuai dengan minat anda. Pekerjaan itu banyak,yang sedikit itu pekerjaan yang sesuai dengan kemauan anda. Jika tidak ada ciptakanlah perusahaan sesuai dengan kemauan anda. Ciptakanlah pekerjaan yang sesuai dengan idelisme anda. Dan nikmatilah makna sesungguhnya menjadi pengusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun