Mohon tunggu...
Yuli Riswati (Arista Devi)
Yuli Riswati (Arista Devi) Mohon Tunggu... Jurnalis

Purple Lover. I am not perfect but I am unique.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gerakan yang Memakan Anaknya: Feodalisme, Tuduhan Intel, dan Cancel Culture

13 September 2025   11:22 Diperbarui: 14 September 2025   08:26 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Gerakan sosial. (Sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Gerakan yang kehilangan kemampuan untuk mengelola perbedaan tak ubahnya rumah yang runtuh dari dalam, bahkan sebelum badai dari luar datang menghantam.

Jalan Keluar: Demokratisasi Gerakan

Pertanyaannya, adakah jalan keluar? Sejarah juga mengajarkan bahwa gerakan bisa bertahan bila ia berani mengubah dirinya.

Itu berarti menumbuhkan budaya demokratis, di mana kritik dipandang sebagai bagian dari perawatan bersama, bukan pengkhianatan. Itu berarti membongkar pola kepemimpinan feodal dan menggantinya dengan mekanisme akuntabilitas kolektif.

Gerakan hanya akan kokoh bila ia sanggup menumbuhkan solidaritas sejati, solidaritas yang tidak rapuh oleh perbedaan, tapi justru matang karenanya. Tanpa itu, gerakan sosial akan terus mengulang tragedi: memakan anak-anaknya sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun