Mohon tunggu...
Akmal Mnw
Akmal Mnw Mohon Tunggu... Orang Biasa

Suka membaca, terutama topik Politik, Sejarah dan Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Puncak Geurutee, Menikmati Secangkir Kopi di Atas Tebing

4 Agustus 2025   00:47 Diperbarui: 4 Agustus 2025   12:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama Puncak Geurutee ( Dok. Pribadi )

Matahari sudah  condong ke barat ketika kami tiba disini. Aku melirik ponsel, waktu menunjukkan jam lima. Lumayan terasa lelah, lebih kurang sudah dua jam menyetir mobil sejak dari Banda Aceh. Maka, paslah kami serombongan mengambil waktu untuk rehat. Sembari melepas letih, sekaligus menikmati kopi hangat. 

Di depan, sekitar delapan jam lagi waktu dibutuhkan untuk tiba ke tempat tujuan, yakni Kota Tapaktuan. Maka pilihan istirahat sejenak ditempat ini,  diharapkan mampu memulihkan stamina dan memberikan kesegaran. Bagi pelintas, baik dari maupun menuju Banda Aceh beristirahat dilokasi ini, adalah pilihan yang baik untuk menikmati suasana senja.

Inilah Puncak Geurutee, sebuah destinasi yang berada di wilayah administraif Aceh Jaya. Disebut Puncak Geurutee karena memang berada di dalam kawasan gunung yang bernama Gunung Geurutee. Pada dasar nya objek ini tidak berada tepat dipuncak, melainkan berada pada sisi bukit dengan dinding batu yang keras. Di bawahnya tebing batu curam dan dalam,  berbatasan langsung dengan lautan lepas Samudera Hindia.

Diantara dinding batu dan tebing curam inilah Jalan Banda Aceh - Calang membentang, meliuk dan berkelok mengikuti kontur bukit. Jalan ini merupakan jalur transportasi strategis yang menghubungkan ibukota propinsi Aceh ke kabupaten kota lainnya di wilayah barat dan selatan, seperti Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Singkil. Kondisi geografis sedemikan rupa membuat jalan ini menjadi salah satu jalur paling rawan dan sulit dilalui.

Penampakan tebing laut Puncak Gunung Geurute  ( Instagram @ig_aceh/ Foto by @ron_agusta / 
Penampakan tebing laut Puncak Gunung Geurute  ( Instagram @ig_aceh/ Foto by @ron_agusta / 

Jalan ini sering sekali mengalami kemacetan karena sempit, apalagi disaat volume kendaraan melintas sedang tinggi. Jika didepan ada truk-truk bermuatan besar, kita mesti antre di belakang. Tidak semua sisi jalan yang bersebelahan dengan jurang terjal memiliki pembatas jalan. Melewati jalur ini mesti berhati-hati. Selain sempit juga rawan longsor. Sering terjadi kendaraan terperosok masuk kejurang, hingga menimbulkan korban jiwa.

Beberapa waktu yang lalu, pemerintah Aceh mewacanakan bagaimana dimasa depan jalur ini akan dibuat terowongan sepanjang 4,5 kilometer, dengan estimasi biaya 4 triliun rupiah. Menurut pendapat pakar, meski mahal nilainya sepadan dengan manfaat jangka panjang : memotong jalur ekstrem, akan membuka jalur transportasi dan logistik lebih aman dan efesien. Ketika akses jalan diperbaiki, pergerakan orang dan barang akan menjadi lebih cepat. Ini akan berdampak positif pada kegiatan ekonomi di wilayah pantai barat selatan Aceh.

Walaupun jalur ini rawan, tetapi menyimpan pesona. Pemandangan di bawah tebing sangat memanjakan mata. Panorama laut lepas yang biru, pulau-pulau kecil di depan mata bak memandang lukisan natural. Lanskap yang lengkap, perpaduan view perbukitan rimbun dan lautan biru memberi kesan eksotis.

Pondok -pondok yang berfungsi sebagai kafe berdiri berjejer diatas tebing. Ada pelataran terbuka tanpa atap, berlantai kayu. Tiang-tiang kayu yag kokoh menyangga dari bawah tebing. Beralaskan batu karang. Meja dan kursi di susun menghadap laut. Duduk dipalataran ini serupa duduk diatas balkon yang luas, berpayungkan cakrawala. Para pengunjung leluasa menikmati view yang tersaji ke segala arah.

Menyuruput kopi panas, ditingkahi angin sepoi-sepoi diketinggian menciptakan sensasi tersendiri. Banyak pilihan makanan tersedia. Sesuai dengan selera lidah masing-masing. Mulai dari jajanan ringan seperti snack maupun makanan yang bikin kenyang seperti Mie Aceh, dan lain-lain. Begitu juga dengan minuman, bagi yang suka minuman segar tersedia aneka jus, kelapa muda ataupun minuman botol.

Kelapa Muda dan view laut ( Sumber : 1nstagram@enjoy_aceh/https://www.instagram.com/p/Badiw-JFPQj/
Kelapa Muda dan view laut ( Sumber : 1nstagram@enjoy_aceh/https://www.instagram.com/p/Badiw-JFPQj/

Jika anda pecandu kopi, anda bisa memesan kopi hangat sembari mencairkan suasana yang sedikit dingin. Atau sesekali anda boleh pesan “Kupi khop”, yakni segelas kopi yang disajikan dengan cara unik, yaitu dengan gelas terbalik diatas piring kecil. Posisi gelas telungkup. Satu sedotan diselipkan di bawah bibir gelas. Sedotan ini berguna untuk menghirup kopi dibalik gelas. Cukup menyelipkan sedotan kemulut gelas dan menghirupnya secara perlahan agar air kopi tidak keluar bersama ampasnya.

Kupi Khop ( Sumber : https://www.instagram.com/p/CBs5-iXjwk0/)
Kupi Khop ( Sumber : https://www.instagram.com/p/CBs5-iXjwk0/)

Menurut cerita penjual kopi, sejarah kopi telungkup konon bermula dari kebiasaan para nelayan di daerah pesisir Aceh Barat  yang menunda menghabiskan kopinya karena pergi melaut, lalu meminumnya kembali setelah pulang. Dengan cara itu kopi masih hangat meski sudah lama ditinggalkan.

Bagi generasi milenial yang tidak bisa terlepas dari media sosial, tempat ini sering dijadikan spot berfoto selfie. Mereka berbagi momen yang kemudian diunggah, mejadi reel dan story dimedia sosial. Banyak pilihan spot untuk berselfi, dengan latar laut berwrna biru tosca.. Mereka mengabadikan momen indah ketika matahari terbenam.  Panorama memukau tercipta dalam pantulan cahaya merah menari-nari dihamparan samudera.

Balkon diatas Tebing Geurutee ( Sumber : https://www.instagram.com/p/CipQWNipve3/)
Balkon diatas Tebing Geurutee ( Sumber : https://www.instagram.com/p/CipQWNipve3/)

Tak terasa, hari menjelang malam. Anak-anak muda masih ramai bercengkrama meikmati sunset. Setelah membayar harga makanan dan minuman kami pun serombongan bersiap bergegas menuju mobil. 

Perjalanan masih panjang. Mobil melaju perlahan meliuk- meliuk menuruni kaki bukit. Langit yang berwarna warni,  memantulkan cahaya kedinding batu. Perjalanan ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun