Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Paspor Indonesia Begitu Lemah?

16 April 2024   20:36 Diperbarui: 16 April 2024   20:36 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paspor Indonesia tak sekuat yang kita kira. (Foto: Wikimedia Commons)

Pertumbuhan ekonomi kita juga masih digenjot sebagian besar oleh tingkat konsumsi rakyat, jelas kompas.com. Jika rakyat kita banyak yang menghemat dan tak mau belanja banyak-banyak, pertumbuhan ekonomi bisa surut. 

Maka dari itulah mengapa jalan pintas menggenjot ekonomi ialah dengan memberi subsidi dan menyuntikkan duit untuk kelompok bawah dalam bentuk subsidi BBM dan gas dan juga BLT Tunai. 

Sayangnya taktik itu cuma efektif untuk jangka pendek. Dalam jangka panjang, itu semua akan membuat kita terus miskin.

Alasan kedua ialah perseteruan kita dengan Belanda di kancah internasional soal pengakuan kedaulatan setelah proklamasi 1945. 

Hubungan yang pahit dengan mantan penjajah ini berpengaruh juga pada lobi dan negosiasi diplomatik di banyak sektor termasuk urusan paspor.

Seorang pengguna Quora bernama Rofiqul Huda mengungkapkan bahwa ketidakakuran Belanda dan Indonesia itu memicu lemahnya paspor RI bahkan sampai sekarang.

Ia membandingkan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia serta Brunei yang kemerdekaannya didukung bekas penjajah mereka, Inggris. Sebagaimana kita tahu, kekuatan lobi Inggris di pergaulan internasional memang tak diragukan lagi.

Ibaratnya, kita memutus tali silaturahmi dan kena getahnya.

Mungkin jika Belanda dengan sukarela mengakui kemerdekaan, Indonesia bakal diuntungkan lebih banyak soal paspor.

Tapi tentunya kita tak bisa mengubah sejarah dan tak bisa menyalahkan masa lalu. 

Alasan ketiga ialah kebijakan luar negeri Indonesia yang netral dan "bebas aktif", yang membuat kita justru mengambang tak jelas di pergaulan antarnegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun