Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kenapa Kita Harus Berhenti Bakar Sampah Sekarang Juga

14 Agustus 2021   15:05 Diperbarui: 15 Agustus 2021   22:51 2250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini kita mendapatkan perbincangan menarik soal wacana pembangunan fasilitas insinerator atau pembakaran sampah di tengah Jakarta, tepatnya di Tebet, Jakarta Selatan.

Sejumlah pihak merasa ini bukan langkah yang tepat untuk mengatasi sampah Jakarta. Pembakaran sampah menurut peneliti Fajri Fadhillah di theconversation.com berisiko memperburuk kondisi udara Jakarta yang sudah kotor sekali. 

Menurut rencana pemerintah DKI Jakarta, akan ada insinerator dibangun yang akan 'melenyapkan' 2.200 ton sampah padat per hari. Dan itu belum total semua sampah warga DKI lho. Karena volume 2.200 ton itu cuma sepertiganya saja. Gila kan?

Sementara kita mencoba menentang rencana itu, yuk kita menengok diri kita sendiri. Apakah benar kita juga tidak mencemari udara sebagaimana yang dilakukan pemerintah jika rencana itu terwujud?

Dari pengamatan saya, kebiasaan membakar sampah (entah itu dedaunan kering sampai sampah bungkus plastik) masih kita temui di banyak sudut ibukota.

Dan jangan kaget, bahkan saat saya berwisata di tempat-tempat di daerah, kebiasaan membakar sampah termasuk sampah plastik seperti bungkus makanan dan sejenisnya juga lazim ditemui. 

Terakhir saya menemui seorang anak muda yang tanpa rasa bersalah menyalakan api untuk membakar wadah minuman dalam kemasan dan bungkus mi instan di dekat sebuah air terjun yang ia usai nikmati. 

Saya melongo dan bertanya keras: "Kok bisa setega itu merusak keindahan dan kesegaran udara di sini dengan membakar sampah, terutama sampah plastik?!"

Dan saya juga tak sekali dua kali menemukan warga dengan rajinnya membakar sampah-sampah daun dan bungkus plastik di pagi hari tatkala udara sedang segar-segarnya dan bisa dihirup dengan bebas saat berolahraga pagi.

Bayangkan Anda sedang berusaha memenuhi paru-paru dengan oksigen bersih dan tiba-tiba tetangga Anda membakar sampah. Bisa dimaklumi kalau Anda memaki-maki kok. 

Setop bakar sampah demi kesehatan kita semua. (Foto: Wikimedia)
Setop bakar sampah demi kesehatan kita semua. (Foto: Wikimedia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun