Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dunia Marketing, Masalah dan Peluang Bisnis di Tengah Badai Coronavirus

22 Maret 2020   19:20 Diperbarui: 23 Maret 2020   04:17 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pekerja kantoran. (sumber: workinmind.org via kompas.com)

Tidak heran jika bisnis barang elektronik rumah tangga (lemari es, AC), otomotif, ponsel pintar, serta produk-produk kebutuhan sekunder dan tersier lain akan makin turun peminatnya.

Sektor transportasi online juga menurun setidaknya 30% di Jakarta dan menurunkan pendapatan mereka. Karena itu, pemerintah mengimbau mereka beralih dari mengantar orang menjadi kurir barang saja karena justru saat ini makin banyak orang yang membeli barang dengan jasa pengiriman atau kurir.

Sektor perbankan juga diperkirakan bakal terpukul karena bank-bank akan terkena 'default'. Skenario terburuk ialah akan terjadi kelumpuhan ekonomi. Untuk menjaga diri dari kemungkinan terburuk inilah kita harus bersiap dari sekarang.

Sektor-sektor Subur

Sejumlah sektor bisnis justru mengalami pertumbuhan tatkala masyarakat didera krisis akibat Coronavirus (COVID-19). Di antaranya ialah sektor ritel (retail) yang di awal-awal pandemi mengalami lonjakan permintaan dari konsumen. 

Sektor ritel yang berbentuk toko konkret mungkin akan terpukul juga tetapi khusus untuk ritel di dunia maya alias online retail tampaknya akan berada di atas angin karena orang-orang segan ke luar rumah akibat kecemasan pandemi sehinga ada kemungkinan perilaku semacam ini akan terus tertanam di benak konsumen meski COVID-19 nantinya juga akan berlalu. 

Seperti kita ketahui, begitu presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia sebagian masyarakat sudah melakukan panic-buying di mana-mana terutama di Jakarta sebagai episentrum.

Produk-produk kebutuhan pokok (sembako) laku keras baik di toko offiline dan online. Hal ini sudah terbukti di China tatkala wabah SARS menyapu negeri itu tahun 2004, platform online shopping lokal banyak yang menuai laba berkat ketakutan masyarakat berbelanja secara langsung di luar rumah.

Di samping ritel sembako, sektor lain yang moncer ialah bidang kesehatan. Bisnis apotek tampaknya akan makin bersinar. Penjualan produk-produk kesehatan seperti vitamin C akan melonjak. Semuanya demi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi serangan virus.

Bisnis media seperti radio, berita daring akan terus bisa bertahan karena relatif aman sebab bisa dilakukan dari rumah atau dalam ruangan. Masyarakat yang tertawan di dalam rumah mereka sangat membutuhkan informasi untuk mengisi waktu. 

Konsumsi konten ini akan terus meningkat apalagi dengan berlakunya kebijakan bekerja dari rumah (work from home) sehingga makin banyak waktu untuk mengunjungi situs berita daring dan mendengar radio.

Untuk bisnis televisi, mungkin akan terganggu sebab lebih membutuhkan kehadiran fisik secara bersamaan, misalnya dalam siaran langsung (live programs).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun