Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kearifan Lokal dalam Beragama

27 Mei 2019   10:43 Diperbarui: 27 Mei 2019   10:58 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lalu bagaimana tata cara mengakhiri puasa yang dilakukan Nabi? Ya karena Nabi orang Arab dan tinggal di tanah Arab yang vegetasi alaminya adalah salah satunya pepohonan kurma, maka tak heran akalu menu berbukanya adalah buah kurma. 

Dan kurma yang kita banyak temui di toko-toko di sini sejatinya tak menyerupai kurma Nabi sama sekali karena kurma Nabi tidak dicelupkan ke cairan glukosa/ gula. 

Justru kurma Nabi atau yang disebut kurma Ajwa (mukjizat) bersifat padat dan berwarna hitam. Dan karena dikonsumsi Nabi itulah, harga kurma jenis ini dibanderol sangat tinggi. Di luar jangkauan akal. Harganya 3oo real per kg!

Asal muasal nama "Ajwa" atau yang artinya mukjizat ini karena dulu ada orang Yahudi yang memberikan biji kurma yang sudah kering dan dibakar dan jika Nabi bisa menanam dan menjadikannya hidup menjadi pohon, maka tak diragukan lagi Nabi Muhammad memang sebenar-benarnya nabi. 

Dan mukjizat itu memang nyata, karen a begitu ditanam Nabi Muhammad, biji kurma yang harusnya tak bisa lagi berkecambah karena sudah kering dan dibakar itu masih bisa tumbuh.

Karena menu mereka kebanyakan buah kurma itulah tidak heran juga jika sunah Nabi juga menyarankan kita makan dengan tiga jari. Tentu sunah ini akan tak berlaku di Indonesia karena kita makan bukan melulu kurma! Kalau kita makan takjil biji salak atau bubur ayam dengan tiga jari saja, bagaimana bisa?! Makanya, kita tidak mesti mematuhi sunah itu secara ketat dan literal.

Yang penting ternyata bukan kurma tetapi makanan apapun yang manis. Dan manis ini bukan berasal dari gula pasir atau bahan pemanis sejenisnya. Justru manisnya yang alami. Misalnya, ustaz menyebutkan, buah labu. 

Anda yang sudah terbiasa makan makanan manis mungkin akan bertanya:bagaimana bisa buah labu terasa manis? Blah! Hei, itu karena lidah kita terlalu banyak dijejali makanan manis buatan pabrik saat ini sehingga yang manis alami sudah terasa tawar.

Labu seperti apa yang disukai Nabi Muhammad? Tak disebutkan secara spesifik, karena dicemaskan nantinya labu tertentu juga akan melonjak harganya hanya karena disebut menjadi makanan favorit berbuka puasa Nabi Muhammad.

Kesukaan Nabi atas buah labu ini berawal dari hidangan buah labu yang hampir basi dari seorang tetangga beliau yang kebetulan beragama Yahudi (entah kenapa harus disebut agama si pemberi oleh si ustadz).

Entah karena bercanda saja atau memang serius, ustadz ini menyebutkan buah yang tak disukai Nabi ialah buah mangga. Alasannya mudah: karena buah mangga di Arab tidak ada dan kalaupun ada harganya mahal sekali karena mesti diimpor dari negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun