Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kopi Darat Kompasianival 2022 dan Kritisme Engkong Felix

3 Desember 2022   01:01 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:51 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi-kompasiana khrisna pabichara

Setelah membaca cerita kompasianer Mbak Isti, Saya jadi tahu mengapa Engkong Felix enggan unjuk diri di acara kopi darat  kompasianival di Bentara Budaya Jakarta.

Pertama, ternyata Engkong, baper soal Kelana Masa Depan  untuk judul besar perhelatan Kompasianival 2022 kali ini. 

Mbak Isti, dengan bercanda bilang tak usah dibawa baper, tak usah mikir faktor U. Kami tahu Engkong meski tak muda lagi tapi jiwa mudanya mengalahkan kami yang "beruntung" ternyata tak setua Engkong....maaf, (atau bahasa lebih halusnya, kami yang sedikit lebih muda usianya dari Engkong).

Kedua, Engkong ternyata juga sedang tak enak hati, karena  centang biru sekarang barangkali sudah dikurangi powernya oleh admin.

sumber ilustrasi-kompasiana khrisna pabichara
sumber ilustrasi-kompasiana khrisna pabichara

Karena "diam-diam" sebenarnya ada nilai yang disematkan bagi penulis ber-centang biru, terutama karena bobot tulisannya yang dianggap "sudah lebih baik" dari tulisan-tulisan mereka sendiri sebelumnya.  

Saya sempat kepikiran juga atas argumen kritikus Engkong Felix yang populer dengan gagasan kenthirisme, soal "revolusi admin kompasiana". Sebab -- menurut sependek ingatan Engkong -- centang biru adalah pengakuan Admin Kompasiana akan kredibilitas kompasianer dan konten artikelnya. 

Akan halnya centang hijau -- lagi, sependek ingatan Engkong -- tak merujuk pada krediblitas, tapi semata kelengkapan "administratif" kompasianer.  Tapi benarkah begitu?.

Dan dalam nomine Kompasianival Awards kali ini, yang konon katanya merujuk pada mutu (the) best (Citizen Journalism/Opinion/Fiction/Specific Interest/Student/Teacher) , kini juga berisi barisan kompasianer bercentang hijau--dan menurut Engkong Felix yang memang sudah senior di kompasiana--sepanjang ingatannya, ini menjadi peristiwa pertama kalinya.

Padahal mungkin admin bingung mikir, apa yang harus "beda" di Kompasianival 2022. Dan berkebetulan dekat dengan HGN 2022 dan ultah PGRI ke 77 maka di tambahi dengan nomine--Student dan Teacher .

Apakah dengan begitu, Admin sedang mengatakan bahwa centang biru dan hijau tak ada korelasi dengan mutu -- yang penting konten artikel kompasianer. Tapi itu hak prerogatif admin, ya sudahlah, yang penting kita sekarang berusaha buat tulisan terbaik saja, daripada terbawa baper. 

Teori Abraham Maslow

Saya jadi teringat teori Hirarki Kebutuhan Maslow yang dicetuskan oleh Abraham Maslow, yang menyebut bahwa kebutuhan manusia yang beraneka ragam dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok menurut urutan kepentingannya. Mulai dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki, rasa harga diri, hingga terakhir adalah aktualisasi diri. 

Rasa harga diri dan Aktualisasi diri, dua hal yang makin lama makin jadi kebutuhan. Maka dengan kekritisan dan aktualisai para senior di kompasiana, di hati besar saya, berharap ini eranya Engkong Felix dan Acek Rudy yang selalu kritis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun