Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Bjorka Si Peretas Eksentrik Mengirim Pesan, Tak Ada Rahasia Lagi di Antara Kita!

13 September 2022   09:16 Diperbarui: 17 September 2022   19:39 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi-akun Bjorka-twitter

Bahkan bukan tidak mungkin atas desakan publik, karena warganet adalah bagian dari dunia yang sama (virtual), Bjorka akan diminta untuk membongkar kasus Munir, Marsinah, Wiji Tukul, dan kasus lain yang masih bikin penasaran publik. Artinya Bjorka tak mesti harus orang Indonesia untuk peduli dengan kasus-kasus yang ada di Indonesia, apalagi jika warganet mendesaknya.

Bisa jadi benar bahwa ia orang Polandia-asli dari Warsawa, karena secara hubungan politik, ia jauh dan nama serta inisialnya juga belum tentu asli, namanya juga hacker. Bisa darimana saja dan bisa siapa saja, tak berbatas area. Penggunaan bahasa Inggris brokennya yang pas-pasan adalah ciri lain dari seorang Hacker yang tak terbiasa terikat formalitas.

Penggunaan bahasa Inggris prokem bisa jadi adalah ciri dari banyak Hacker di dunia. Dalam kasus Bjorka keunikannya adalah identitas domisili Bjorka yang menyebut dari Warsawa, Polandia, tapi hanya menjadi pengikut satu akun Twitter, milik penyanyi Islandia, Bjork. Apakah karena nama ini yang menjadi bagian dari visual Bjorka?, atau hanya sebuah kebetulan belaka, karena keduanya berpenampilan eksentrik.

Lantas apa motif sebenarnya dari Bjorka?. Apakah sekedar pencarian pundi uang, apakah ia berkepentingan dengan situasional dan kondisional sebuah kejadian yang ia mainkan jadi komoditas.

Terlepas dari siapapun ia, ketika bisa membongkar rahasia kepada publik tetaplah ia bisa saja dianggap sebagai "pahlawan" dibalik motif jahat atau perilaku jahat--kurang lebih ala Robin Hood yang mencuri dan membaginya kepada yang butuh.

Dan terlepas dari apapun peran yang dimainkan entah untuk kepentingan siapa, kritik dengan pembocoran data, urgen untuk ditindaklanjuti sebagai pembelajaran ketika pemerintah makin banyak bermain dengan teknologi digital. Kewaspadaan untuk menjaga informasi rahasia menjadi penting.

Kebocoran data ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu berusaha lebih serius lagi melindungi data warga dan negara. Dalam era siber, kecanggihan informasi tak urung juga rentan dari serangan hacker yang makin canggih memahami dunia siber.

Jadi waspadalah bagi parapihak yang sedang berurusan dengan "dunia gelap", bukan tidak mungkin kalangan white collar crime akan jadi sasaran tembak, walaupun bilang tidak!, jika fakta terpampang di depan layar publik, maka ia akn mati kutu. Peretasan Bjorka juga menjadi sinyal bagi siapapun yang bermain tindak kejahatan.

Kita jadi penasaran apa ada inisiatif Bjorka membongkar Duren Tiga--jauh lebih akurat daripada para normal dan orang pintar yang ternyata terdiri dari para manipulatif person yang membodohi publik dengan trik-trik bohongnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun