Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Habis Karewar, Terbitlah Writer's Block

18 Maret 2022   09:15 Diperbarui: 20 Maret 2022   08:13 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap akhir bulan ada rutinitas baru di kompasiana, melongok ikonik K-reward di pojok kanan atas dari ruang Beranda Menulis. Mungkin benar seperti kata sahabat kompasianer, Mbak Fatmi Sunarya, K-Rewards Februari 2022 yang Membingungkan, yang semangatnya tidak pernah patah walau sering patah hati.

Bagi kompasianer yang sudah memenuhi S&K yang berlaku, otomatis saldo GoPay bertambah di akhir bulan, setelah akumulasi view "dikunci" admin. Persis seperti acara live music X FACTOR Indonesia, ketika live voting-nya ada saatnya di buka dan ditutup.

Mungkin benar, bagi penulis idealis, K-Rewards bukanlah tujuan. Yang penting happy menulis dan bahagia berbagi. Tapi mungkin juga benar, kalau ada penulis kalau belum dapat K-Rewards berasa belum ideal.

Menulis karena K-reward?

Sejatinya menulis, memang bagian kegembiraan dan passion, lebih dalam dari itu demi idealisme. Apalagi kalau ruangya model Kompasiana. Tapi ketika "digugah" sisi komersil-nya, bagi sebagian orang jadi "penyakit". 

Mestinya justru menjadi pelecut semangat, karena sejatinya ini juga bagian pembelajaran dan silaturahim para kompasianer. Biar saling belajar menutup kekurangan. 

Baca ARTIKEL MENARIK LAINNYA-

Bagaimanapun, Artikel Utama, feature article, tetap saja berkontribusi untuk mendongkrak view, meskipun basis penilaian telah difokuskan pada artikel yang diunggah, tidak peduli mau jadi AP (Artikel Pilihan), AU (Artikel Utama), Feature, Trend Minggu Ini. Terutama karena basis nilai yang ditetapkan admin saat ini adalah besaran view per bulannya.  Artinya, besaran view, sama dengan besaran k-reward

Bukan Media Komersil, writer's block dan Agrafia

Menulis opini 800 kata di media lokal saja, masih dapat kiriman 100.000.  Apalagi di Kompas. Tapi kompasiana memang bukan media seperti itu. Sejak awal dibangun, bahkan tak ada embel-embel K-reward. Asli cuma ruang menulis.

Sedikit yang beruntung, seperti kompasianer awal, Pak Kusmayanto Kadiman yang bukunya diterbitkan Gramedia-Tanpa Gaptek dan Gupsos. Hampir seluruh isi buku adalah kumpulan 68 opininya di ruang kompasiana. Tapi sejak jadi rektor ITB, aktifitasnya di kompasiana pasif.

Tapi kalau "K-reward model template", seperti kasusnya Mbak Fatmi, mungkin Admin harus kasih penjelasan biar semuanya jelas. Siapa tahu ini sekedar sebuah "keajaiban", di bulan yang sama, jumlah view dan K-rewardnya bisa persis sama dengan tahun sebelumnya (2021-2022). Atau sebuah "human error", salah mengoperasikan sistem.

K-reward bagi sebagian kompasianer, bisa menjadi penyebab turunnya gairah menulis, tapi sebaliknya juga menjadi motivator!. Tapi bagi sebagian lain, apatis saja, mau ada atau tidak ada k-reward. Kalau sampai berhalangan menulis rutin harian, biasanya karena ada kesibukan lain di kantoran, atau lagi banyak proyek.

Tapi bisa jadi ada yang kena gejala  writer's block?. Momen tersulit yang membuat kompasianer bisa saja menyerah untuk menulis. Edmund Bergler merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah writer's block. Psikoanalisis ini menyebutnya sebagai "a neurotic inhibiton of productivity in creative writers".

Bergler pertama kali menciptakan istilah tersebut di New York City, Amerika Serikat  pada 1947 silam melalui bukunya yang berjudul 'The Writer and Psychoanalysis'.

Menurutnya, writer's block adalah salah satu dari banyaknya manifestasi "masokisme psikis" atau sabotase diri, yang merupakan keinginan bawah sadar untuk mengalahkan kesadaran seseorang dan untuk menikmati kekalahan yang dibangun sendiri.

Beruntung kompasianer senior Pak Tjip, sudah menawarkan kiatnya bisa konsisten menulis setiap hari selama bertahun-tahun tanpa jeda. Rahasinya, dengan 3 stok artikel. Jadi kalau lagi meles-les, gunakan stok, besoknya tabung lagi. Patut di gugu dan ditiru lho kiatnya.

Lebih dari itu, bukan tidak mungkin ada kompasianer yang stress berat!. Tunggu dulu, tapi apa bisa stress K-reward, sampai bisa bikin kompasianer sampai kena Agrafia?. Gara-gara stres mikir opini 30 kali sebulan karena rajin nulis, tapi view dan K-reward-nya jeblok?. Apalagi kalau sampai bawa ukuran harga media komersil per opini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun