Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Indonesia, Butuh Empat Kritik Pedas STY, Untuk Maju Ke Kualifikasi Piala Dunia 2026

12 Februari 2022   22:49 Diperbarui: 18 Februari 2022   04:28 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

inews.id
inews.id

Ketiga, soal pemain timnas yang kebanyakan gaya saat passing. 

Dan, keempat soal pemain depan yang harus turun membantu pertahanan.

merahputih.com
merahputih.com

Dalam banyak sesi laga tanding, kita sering melihat teman sibuk menggocek bola, pemain lainnya berdiri hampir mematung, tidak bergerak gesit, apalagi ketika berada di area gawang. Sehingga beberapa peluang yang membutuhkan sentuhan kecil saja, sering terlewat begitu saja.

Sekali lagi, memang sulit menjadi penonton, hanya bisa mengkritik dan bilang ini dan itu, tapi tidak bisa merasakan sendiri. 

Bagaimana sensasi dada gemetar bergemuruh, mata gelap berkunang-kunang, panik tak jelas justrungan, ketika menggiring bola ke gawang dan disana sudah bersiap "palang bis berjajar", dengan penjaga gawang yang bergerak ke kanan-ke kiri, seolah mengikuti gerakan pemain penyerang. Karena ia memang dilatih untuk bergerak se-refleks mungkin. apalagi jika diberi kesempatan sebagai penendang, pinalty kick, bisa ngompol barangkali.

Akibatnya, mentalitas jatuh, fokus hilang dan strategi apapun bentuknya buyar dari ingatan. Maka jejak latihan-latihan itu akan hilang, yang dibuktikan dengan tendangan keras seperti sambil menutup mata, melambung ke angkasa, bukan ke mulut gawang. 

Gol-gol berkualitas, lebih terjadi karena spontanitas. Sehingga keseimbangan mental ketika itu sangat stabil. Sementara gol yang diikuti proses menggocek bola yang panjang dari lapangan tengah atau pinggir lapangan, dijadikan asist ke arah penyerang, sering berakhir dengan "tendangan lambung".

Kenapa Pemain Eropa Bisa?

Mengapa fenomena tendangan tarkam, jarang dan bahkan hampir tidak kita lihat dalam pertandingan di liga-liga Eropa dan bahkan liga Afrika? Mereka mereka hampir tidak mengenal istilah tendangan "tarkam", mungkin sangat tabu dan menunjukkan rendahnya performa seorang pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun